Sabtu, 12 Juli 2025
Pramono Ungkap Banjir Di 51 RT Jakarta Sudah Ditangani
Pramono Ungkap Banjir Di 51 RT Jakarta Sudah Ditangani

Pramono Ungkap Banjir Di 51 RT Jakarta Sudah Ditangani

Pramono Ungkap Banjir Di 51 RT Jakarta Sudah Ditangani

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pramono Ungkap Banjir Di 51 RT Jakarta Sudah Ditangani
Pramono Ungkap Banjir Di 51 RT Jakarta Sudah Ditangani

Pramono Ungkap Banjir kembali melanda sejumlah wilayah di DKI Jakarta setelah hujan deras mengguyur ibu kota sejak dini hari hingga pagi, menyebabkan 51 Rukun Tetangga (RT) terendam air dengan ketinggian bervariasi. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hujan yang terjadi pada malam sebelumnya merupakan hujan dengan intensitas tinggi yang merata hampir di seluruh wilayah Jakarta. Akibatnya, genangan muncul di berbagai titik yang memiliki sistem drainase terbatas serta kawasan langganan banjir seperti Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan sebagian wilayah Jakarta Barat.

BPBD mencatat ketinggian air di 51 RT tersebut bervariasi mulai dari 20 cm hingga lebih dari 80 cm. Beberapa wilayah terdampak parah termasuk Kelurahan Cipinang Melayu, Kampung Melayu, Kebon Pala, dan Cengkareng Barat. Sejumlah warga sempat mengungsi ke posko darurat yang di sediakan oleh aparat kelurahan dan BPBD, meskipun sebagian besar memilih bertahan di rumah masing-masing sambil mengevakuasi barang-barang penting.

Sementara itu, aktivitas masyarakat terganggu cukup signifikan. Sejumlah sekolah terpaksa menunda kegiatan belajar-mengajar, sedangkan kendaraan yang terjebak banjir mengalami kerusakan ringan hingga berat. Lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan DI Panjaitan dan Jalan Ciledug Raya sempat lumpuh selama beberapa jam sebelum genangan mulai surut. Beberapa pengendara harus mendorong kendaraannya atau menunggu bantuan derek dari Dinas Perhubungan.

Pramono Ungkap Banjir banjir ini mendapat sorotan luas dari masyarakat dan menjadi trending di media sosial. Banyak warga mengunggah video dan foto kondisi banjir di lingkungan masing-masing, serta menagih janji pemerintah daerah terkait program penanggulangan banjir yang selama ini di gembor-gemborkan. Meski demikian, BPBD dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) tetap mengimbau masyarakat untuk tenang dan mengikuti arahan petugas di lapangan.

Pramono Ungkap Banjir Sudah Ditangani: Respons Cepat Aparat

Pramono Ungkap Banjir Sudah Ditangani: Respons Cepat Aparat, Joko Pramono, dalam konferensi pers yang di gelar di Balai Kota menegaskan bahwa banjir yang melanda 51 RT di Jakarta sudah dalam kondisi terkendali dan telah di tangani secara sigap oleh tim gabungan dari BPBD, Dinas SDA, Dinas Lingkungan Hidup, hingga TNI/Polri. Ia menyampaikan bahwa genangan yang terjadi mulai surut sejak pukul 10 pagi dan sebagian besar wilayah telah kembali normal pada siang harinya.

Menurut Pramono, seluruh jajaran pemerintah daerah telah bekerja maksimal sejak malam sebelumnya untuk memantau potensi banjir. Tim BPBD di terjunkan lebih awal untuk mengecek titik-titik rawan dan memastikan kesiapan pompa-pompa air. Selain itu, 480 unit pompa stasioner dan 150 unit pompa mobile telah di operasikan sejak dini hari untuk mengurangi debit air secara cepat.

“Dalam waktu kurang dari 6 jam, sebagian besar wilayah yang terdampak sudah tidak tergenang lagi. Ini menunjukkan bahwa sistem penanganan banjir kita jauh lebih responsif di banding beberapa tahun lalu,” ujar Pramono. Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi antar instansi serta partisipasi masyarakat yang mulai tanggap terhadap peringatan dini cuaca ekstrem.

Dalam kesempatan itu, Pramono juga mengingatkan warga agar tetap waspada terhadap potensi hujan susulan. Ia meminta warga untuk rutin membersihkan saluran air sekitar rumah, tidak membuang sampah sembarangan, dan segera melapor jika menemukan potensi sumbatan di saluran air. “Kita tidak bisa menghindari hujan deras, tapi kita bisa meminimalisir dampaknya bersama-sama,” tambahnya.

Sebagai bentuk kesiapan jangka panjang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah memfinalisasi peta rawan banjir terbaru dan mengintegrasikan data historis banjir ke dalam sistem pemantauan berbasis AI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan prediksi dan mempercepat mobilisasi bantuan ke wilayah yang membutuhkan.

Evaluasi Dan Strategi Pencegahan Banjir Ke Depan

Evaluasi Dan Strategi Pencegahan Banjir Ke Depan yang terjadi kali ini berhasil di tangani dalam waktu relatif singkat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap melakukan evaluasi menyeluruh atas kejadian ini. Pramono menyebut bahwa ada beberapa titik yang masih membutuhkan perhatian khusus, terutama terkait sedimentasi dan kondisi pompa air yang sudah menua. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret telah di siapkan untuk memperkuat sistem pencegahan banjir di masa mendatang.

Salah satu strategi yang di siapkan adalah percepatan normalisasi sungai dan pengerukan kali-kali besar seperti Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, dan Kali Sunter. Program ini akan melibatkan kerja sama dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian PUPR yang menangani pembangunan infrastruktur skala besar. Selain itu, proyek pembangunan waduk tambahan seperti Waduk Brigif dan Waduk Lebak Bulus juga akan di prioritaskan penyelesaiannya.

Pemprov DKI juga tengah memperluas program sumur resapan di area pemukiman padat penduduk dan kawasan perkantoran. Hingga kini, sekitar 5.000 sumur telah di bangun dan di targetkan mencapai 20.000 sumur pada akhir tahun. Program ini di nilai efektif mengurangi limpahan air hujan ke jalanan sekaligus menambah cadangan air tanah.

Dalam aspek teknologi, Jakarta berencana memperluas sistem Early Warning System (EWS). Berbasis sensor dan Internet of Things (IoT) di seluruh kelurahan rawan banjir. Dengan data real-time, pihak BPBD dan SDA dapat lebih cepat merespons potensi banjir dan melakukan evakuasi lebih dini. Selain itu, sistem informasi terpadu ini akan di hubungkan langsung ke dashboard gubernur untuk memantau kondisi terkini secara langsung.

Partisipasi masyarakat juga menjadi aspek penting. Program edukasi kebencanaan akan kembali di gencarkan melalui sekolah, komunitas, hingga kegiatan RT/RW. Pemerintah mendorong adanya Satuan Tugas Banjir di tingkat warga yang terdiri dari kader lingkungan, karang taruna, dan relawan lokal yang terlatih. Satgas ini akan bertugas sebagai mata dan telinga pemerintah dalam mendeteksi dini serta membantu evakuasi saat kejadian.

Harapan Dan Tanggung Jawab Bersama Dalam Menghadapi Musim Hujan

Harapan Dan Tanggung Jawab Bersama Dalam Menghadapi Musim Hujan menutup pernyataannya dengan. Menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mengatasi persoalan banjir yang menjadi tantangan tahunan bagi Jakarta. Ia mengatakan bahwa penanganan banjir tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur. Dan teknologi, namun juga pada sikap dan budaya warga terhadap lingkungan sekitar.

Menurutnya, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan. Dan aktif dalam kegiatan lingkungan adalah kunci utama agar Jakarta bisa lebih tangguh menghadapi musim hujan. Ia mengajak warga untuk memanfaatkan forum warga seperti Musrenbang. Dan rapat RT/RW sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi dan solusi terkait masalah banjir di wilayah masing-masing.

Tak hanya itu, Pemprov DKI juga membuka ruang kolaborasi dengan perusahaan swasta dan komunitas urban. Untuk mengembangkan solusi inovatif berbasis lingkungan seperti taman resapan air, dinding hijau (green wall), serta sistem pemanenan air hujan. Program kolaboratif ini di harapkan bisa menciptakan kota yang tidak hanya tangguh terhadap banjir, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan iklim global, Pramono menyebut pentingnya pembangunan yang adaptif dan tahan terhadap cuaca ekstrem. Jakarta akan terus memperkuat posisinya sebagai kota yang siap menghadapi risiko bencana dengan memperbaiki tata ruang, membenahi. Perizinan pembangunan di kawasan rawan banjir, serta memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tidak mengorbankan daerah resapan air.

Sebagai penutup, Pramono menegaskan bahwa setiap warga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dari banjir. Ia berharap agar banjir yang melanda 51 RT menjadi pelajaran penting, bukan hanya. Untuk memperkuat sistem yang ada, tapi juga sebagai momentum meningkatkan solidaritas sosial di tengah bencana. Dengan kerja sama dan komitmen semua pihak, Jakarta di yakini mampu keluar dari. Siklus banjir tahunan yang selama ini membayangi dengan Pramono Ungkap Banjir.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait