Pertumbuhan Ekonomi Meningkat Selama Pemerintahan Jokowi
Pertumbuhan Ekonomi Meningkat Selama Pemerintahan Jokowi
Pertumbuhan Ekonomi Tercatat Selama Satu Dekade Kepemimpinan Presiden Joko Widodo Mengalami Kemajuan Signifikan Berdasarkan Survei Terbaru. Yang mana, ini berdasarkan survei yang di lakukan oleh LSI Denny JA. Menurut survei tersebut, Indonesia mengalami kemajuan atau pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan. Menanggapi hasil survei tersebut, Airlangga Hartanto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menekankan sejumlah pencapaian penting yang di raih selama ini. Yang mana menurut Airlangga, selama 10 tahun terakhir Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Mengingat pasca pandemi COVID-19 yang melanda dunia, ketika pertumbuhan ekonomi dunia hanya berkisar sekitar 3 persen. Namun, Indonesia berhasil mencapai angka pertumbuhan yang jauh lebih tinggi. Bahkan, pada saat itu pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai dua kali lipat dari angka global. Airlangga selaku Menko Perekonomian juga menyampaikan bahwa inflasi di Indonesia berhasil di kendalikan dengan baik. Terutama selama masa krisis yang tak hanya melanda Indonesia, melainkan juga dunia.
Airlangga Hartanto menyoroti bahwa capaian ini membuat Indonesia berada dalam posisi yang lebih baik. Yang mana, posisi tersebut cukup ideal jika di bandingkan dengan banyak negara lainnya. Sehingga tak hanya inflasi, sektor perdagangan di Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang positif. Hal ini dapat di lihat dari adanya tren positif dalam perdagangan. Serta dengan meningkatnya volume investasi di berbagai sektor. Di sisi lain, penyaluran kredit usaha rakyat juga mengalami peningkatan yang signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Yang mana, ini tentu memperkuat perkembangan berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Airlangga juga menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi ini juga berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia.
Penurunan tingkat kemiskinan ini baik kemiskinan umum maupun kemiskinan ekstrem. Yang mana level penurunan ini menunjukkan penurunan selama masa pemerintahan Jokowi. Menurut Menko Perekonomian, data yang ada ini menunjukkan perbaikan nyata dalam kondisi ekonomi nasional. Hal ini baik dari sisi investasi, perdagangan, maupun program-program yang mendukung masyarakat.
Rencana Jangka Panjang Dari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dengan adanya pencapaian – pencapaian tersebut, Indonesia di nilai telah mampu bertahan. Terutama dari tantangan ekonomi global dan bahkan mencatat kemajuan yang signifikan selama dekade terakhir. Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan signifikan. Seperti yang di sebutkan di atas, penurunan ini baik dari sisi kategori kemiskinan umum maupun kemiskinan ekstrem yang hampir mendekati nol. Demi Rencana Jangka Panjang Dari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, ia menyampaikan bahwa pemerintah akan mengarahkan fokusnya. Yang mana, fokus tersebut akan mengarah pada pengembangan kawasan ekonomi khusus atau KEK. Airlangga Hartanto menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di China sebagian besar di sebabkan oleh penerapan sebuah kebijakan. Yang mana, kebijakan yang di terakpak di China demi pertumbuhan ekonomi mereka ialah kebijakan zona ekonomi khusus.
Menurut Airlangga, kebijakan serupa baru di dorong secara serius oleh Presiden Jokowi. Sehingga, dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan di harapkan akselerasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan lebih cepat. Tentunya pertumbuhan ekonomi tersebut melalui penerapan zona ekonomi khusus seperti yang telah di terapkan di China. Di lain sisi, Suahasil Nazara selaku Wakil Menteri Keuangan I melaporkan bahwa realisasi belanja pemerintah pusat mencapai 1.368,5 triliun rupiah. Laporan tersebut setidaknya di rangkum per Agustus 2024. Yang mana, nilai tersebut merupakan 55,5 persen dari total pagu Anggaran Pendapatan Belanja Negara atu APBN tahun 2024. Dari pagu yang di tetapkan sebesar 2.467,5 triliun rupiah.
Selanjutnya, pertumbuhan realisasi belanja tersebut meningkat sebesar 16,9 persen secara tahunan atau “year on year”. Pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi jika di bandingkan dengan realisasi belanja pemerintah pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2023. Suahasil juga mengungkapkan bahwa alokasi anggaran tersebut telah di gunakan untuk berbagai kebutuhan. Hal ini termasuk belanja pemerintah yang di kemudian mendukung berbagai sektor penting dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.
Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Lapisan Masyarakat Di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi yang signifikan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memaksimalkan anggaran. Yang mana, ini berguna dalam mencapai target pembangunan ekonomi. Serta, Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Lapisan Masyarakat Di Indonesia. Realisasi belanja pemerintah pusat atau BPP tercatat telah mencapai 703 triliun rupiah. Atau dalam persentase, tepatnya sekitar 64,5 persen dari total pagu Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2024. Yang mana, laporan dan nilai ini berdasarkan realisasi BPP yang tercatat hingga bulan Agustus tahun 2024. Realisasi BPP ini juga terdiri dari dua kategori utama, yakni belanja non Kementerian/Lembaga serta belanja Kementerian/Lembaga. Untuk belanja Kementerian/Lembaga telah di sebutkan di atas. Dengan alokasi dana ini di gunakan untuk berbagai kebutuhan. Termasuk di dalamnya pelaksanaan Pemilihan Umum, pengadaan sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan. Kemudian, pembangunan infrastruktur serta penyaluran program bantuan sosial.
Di sisi lain, untuk belanja non Kementerian/Lembaga tercatat mencapai 665,2 triliun rupiah. Atau, jika dalam persentase mencapai 48,3 persen dari total anggaran pendapatan belanja negara. Yang mana, dana ini di fokuskan pada pembayaran manfaat pensiun serta pembiayaan subsidi dan kompensasi energi. Kedua jenis belanja ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah. Terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta memperkuat kesejahteraan masyarakat.
Suahasil Nazara kembali mengungkapkan bahwa sebagian besar realisasi BPP dengan besaran niali hingga 1.030,6 triliun rupiah, telah langsung di rasakan manfaatnya. Manfaat yang di rasakan tersebut tentu di terima langsung oleh masyarakat. Yang mana, sebagai salah satu sektor yang paling banyak menerima alokasi dana tersebut ialah perlindungan sosial atau Perlinsos. Yang mana, Perlinsos dengan nilai 17,7 triliun rupiah di salurkan melalui Program Keluarga Harapan atau PKH. Program ini menyasar 10 juta keluarga penerima manfaat yang tersebar di seluruh Indonesia. Di sisi lain, terdapat beberapa alokasi dana sebesar 28 triliun rupiah untuk program Kartu Sembako yang menjangkau sekita 18,7 juta keluarga penerima manfaat.
Penerimaan Manfaat Yang Di Beri Oleh Pemerintah Ini Merupakan Dampak Positif
Sektor pendidikan juga mendapat perhatian besar, di mana 9,8 triliun rupiah di alokasikan untuk Program Indonesia Pintar. Yang mana, Penerimaan Manfaat Yang Di Beri Oleh Pemerintah Ini Merupakan Dampak Positif dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Yang mana, program ini telah memberikan bantuan kepada 12,3 juta siswa. Kemudian, Program KIP Kuliah menerima alokasi sebesar 7,1 triliun rupiah yang bermanfaat bagi sekitar 875,2 ribu mahasiswa. Hal ini termasuk dana BOS Kementerian Agama sebesar 7,6 triliun rupiah yang di gunakan untuk mendukung pendidikan sekitar 6,7 juta siswa. Di sisi lain, dana sebesar 4,6 triliun rupiah di salurkan melalui program BOPTN ke 197 perguruan tinggi negeri.
Berbicara dari sisi infrastruktur, realisasi sebesar 114,4 triliun rupiah telah di gunakan untuk pembangunan berbagai fasilitas publik. Pembangunan fasilitas publik seperti rumah susun, bandara, pelabuhan, hingga jalur kereta api. Selanjutnya terdapat pembangunan fasilitas jembatan, jalan, hingga peningkatan kapasitas satelit turut di rasa dari pertumbuhan ekonomi ini. Pemerintah juga mengalokasikan 30,9 triliun rupiah dalam bidang kesehatan. Sementara itu, untuk subsidi BBM dan LPG masing-masing mendapat 12,6 triliun rupiah dan 48,2 triliun rupiah. Dalam sektor pertanian juga mendapatkan dukungan dengan alokasi 1,4 triliun rupiah untuk bantuan alat dan mesin. Serta, subsidi pupuk sebesar 12 triliun rupiah. Terakhir, subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat dengan mencapai nilai hingga 20,9 triliun turut menjadi sektor yang penerima manfaat Pertumbuhan Ekonomi.