Pengembangan Biomassa, Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif
Pengembangan Biomassa, Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif
Pengembangan Biomassa Melalui Anak Usaha PLN Yaitu PT PLN Energi Primer Indonesia Yang Berencana Mengembangkan Lahan Kritis. Dengan luas lahan sekitar 1,7 juta hektare dari total 14 juta hektare yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Yang mana, tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menjadikan lahan tersebut lebih subur dan produktif melalui pengembangan ekosistem biomassa yang berbasis pada sistem pertanian terpadu. Sehingga, langkah ini di harapkan memberikan manfaat ekologis serta meningkatkan daya produktivitas lahan yang sebelumnya kurang optimal. Sudaryono yang merupakan salah satu pemimpin Kementan menyampaikan pandangannya. Yang mana, ia berpendapat bahwa lahan yang menjadi target program ini umumnya adalah lahan yang sulit untuk di tanami. Sudaryono menyatakan bahwa inisiatif pengembangan biomassa yang di lakukan oleh PLN menjadi bukti nyata. Yang mana, bukti bahwa pemerintah memperhatikan daerah yang berada jauh dari pusat kota. Menurutnya, program ini menunjukkan kehadiran pemerintah sekaligus memperlihatkan keseriusan PLN dalam upaya mengatasi masalah lingkungan.
Sudaryono juga memberikan penghargaan atas inisiatif yang di lakukan PLN dalam memanfaatkan lahan kritis untuk pengembangan biomassa. Yang mana, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak seperti kelompok masyarakat, pemerinth daerah, hingga Kementerian Pertanian. Ia menilai langkah tersebut sebagai salah satu solusi yang dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Hal ini mengingat bahwa pemanfaatan lahan marjinal sebagai pengembangan sumber biomassa dapat mendukung ketahanan energi dan lingkungan. Ia menjelaskan bahwa program ini memberikan sumbangan positif terhadap penyediaan sumber energi terbarukan. Yang mana, ini dengan memanfaatkan lahan yang sebelumnya tidak produktif.
Senada dengan Sudaryono, Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PLN juga menyampaikan bahwa program ini merupakan upaya bersama antara instansi pemerintah dan kelompok masyarakat lokal. Sehingga, dengan adanya sinergi tersebut ia berharap lahan yang dulunya di anggap tidak berguna dapat di olah secara optimal untuk keperluan pengembangan energi terbarukan berbasis biomassa.
Pengembangan Biomassa Oleh PLN Di Harapkan Dapat Memberikan Kontribusi Yang Signifikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat sekitar 14 juta hektare lahan kritis yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan program Pengembangan Biomassa Oleh PLN Di Harapkan Dapat Memberikan Kontribusi Yang Signifikan dalam upaya perbaikan ekosistem dan lingkungan. Yang mana, salah satu cara yang di tempuh adalah dengan mengolah lahan kritis menjadi lebih produktif. Sehingga pada akhirnya, dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut Darmawan, melalui pengembangan biomassa dalam skema co-firing, PLN dapat membantu menurunkan emisi karbon dioksida sebesar 11 juta ton CO2e. Yang mana, angka ini cukup signifikan dalam mendukung komitmen nasional terhadap pengurangan emisi dan penanganan perubahan iklim.
Secara keseluruhan, program biomassa ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan yang tadinya kurang optimal. Namun, juga untuk memberikan kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi karbon dioksida. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat lokal, PT PLN optimis program ini akan membawa manfaat jangka panjang. Terutama bagi lingkungan dan masyarakat dengan memperkuat ketahanan energi berbasis sumber daya alam yang lebih berkelanjutan. Yang mana, lebih dari sekadar upaya memperbaiki lahan kritis dan mengurangi emisi karbon. Namun, program pengembangan biomassa yang digagas PT PLN ini juga memiliki dampak positif yang lebih luas. Yang mana, program ini di harapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kapasitas nasional. Terutama, dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Sehingga, dengan melibatkan masyarakat dalam skala besar, program ini juga dapat meningkatkan pendapatan daera. Yang tentunya, akan mendorong perekonomian berbasis kerakyatan yang sirkuler.
Di sisi lain, baik pengembangan biomassa maupun pemanfaat lahan kritis ini turut berperan dalam pengentasan kemiskinan di berbagai daerah yang di libatkan. PLN menargetkan bahwa di masa mendatang, program pengembangan biomassa ini akan melibatkan hingga 1,25 juta orang. Sertam dengan perhitungan nilai ekonomi yang di hasilkan mencapai nilai 9,5 triliun rupiah setiap tahunnya.
Akan Di Gunakan Sebagai Bahan Bakar Co-Firing Pada PLTU
Dalam rangka mendukung program ini, PLN Energi Primer Indonesia telah meluncurkan sebuah program pengembangan ekosistem biomassa. Yang mana, peresmian program ini di lakukan di atas lahan kritis seluas 100 hektare yang terletak di Jawa Barat. Tepatnya di Kabupaten Tasikmalaya, Kecamatan Bojonggambir, Desa Bojongkapol. Yang mana, program tersebut di rancang untuk melibatkan masyarakat setempat dalam upaya memenuhi kebutuhan pengembangan biomassa. Nantinya, ini Akan Di Gunakan Sebagai Bahan Bakar Co-Firing Pada PLTU. Dengan demikian, program ini di harapkan tidak hanya akan mempercepat pemanfaatan energi baru terbarukan. Namun, juga turut mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal yang terlibat dalam proyek pengembangan biomassa di lahan kritis ini.
Program serupa telah berhasil di implementasikan sebelumnya di dua wilayah lain. Yang mana program tersebut di lakukan di Cilacap, Jawa Tengah serta di Gunungkidul, Yogyakarta. Keberhasilan di dua wilayah ini menjadi landasan optimisme untuk melanjutkan program di Tasikmalaya serta di daerah lainnya. Dalam hal ini, Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian menyambut baik upaya PLN dalam memberdayakan masyarakat. Dengan pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan. Sudaryono menyatakan bahwa pihaknya siap bekerja sama dan bersinergi dengan PLN dalam memastikan kelancaran dan kesuksesan program ini. Dalam hal ini, Kementan berkomitmen untuk memberikan dukungan berupa pendampingan, pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat yang terlibat. Sudaryono juga menyatakan apresiasinya terhadap PLN yang tidak hanya menunjukkan komitmen dalam menurunkan emisi karbon. Namun, juga berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat lokal melalui pengembangan biomassa di lahan kritis.
Menurutnya, dengan mendukung penuh program ini dengan menyediakan tenaga penyuluh serta pendampingan akan membantu masyarakat dalam mengelola lahan kritis. Serta, memastikan hasil yang optimal dari program tersebut. Sudaryono menegaskan bahwa pihaknya siap berkontribusi dalam upaya yang membawa manfaat bagi rakyat. Hal ini termasuk dalam program pengembangan biomassa yang di nilai memiliki potensi besar. Terutama untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian.
Bagian Dari Langkah Dekarbonisasi Sektor Ketenagalistrikan Di Indonesia
Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PLN menjelaskan bahwa perusahaan terus berusaha untuk mempercepat pemanfaatan energi baru terbarukan. Yang mana ini sebagai Bagian Dari Langkah Dekarbonisasi Sektor Ketenagalistrikan Di Indonesia. Yang mana, ia mengakui bahwa sebelumnya ketersediaan pasokan biomassa untuk co-firing sempat menjadi hambatan utama. Darmawan juga mengungkapkan bahwa untuk memastikan ketersediaan bahan baku untuk pengembangan biomassa. Yang mana, ini di perlukan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan. Oleh karena itu, PLN telah berupaya melakukan pengembangan ekosistem biomassa yang berbasis pada pertanian terpadu. Di mana, masyarakat di libatkan secara aktif dalam pengelolaan lahan kritis agar menjadi lebih produktif. Menurutnya, kekuatan dari kolaborasi antara Kementan dan PLN tidak hanya menghasilkan keberhasilan dalam program ini. Namun, juga membawa berkah bagi masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, program pengembangan biomassa di lahan kritis ini tidak hanya mempercepat pemanfaatan energi terbarukan. Namun, juga memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif. Serta, ekosistem ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar dengan dukungan penuh dari kolaborasi antara berbagai pihak dalam Pengembangan Biomassa.