Selasa, 13 Mei 2025
Bank Federal Reserve Atau The Fed Resmi Menahan Suku Bunga
Bank Federal Reserve Atau The Fed Resmi Menahan Suku Bunga

Bank Federal Reserve Atau The Fed Resmi Menahan Suku Bunga

Bank Federal Reserve Atau The Fed Resmi Menahan Suku Bunga

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Bank Federal Reserve Atau The Fed Resmi Menahan Suku Bunga
Bank Federal Reserve Atau The Fed Resmi Menahan Suku Bunga

Bank Federal Reserve Atau Biasa Yang Di Kenal Dengan The Fed Telah Resmi Mengumumkan Suku Bunga Tidak Ada Perubahan. Nilai tukar rupiah di perkirakan mengalami pelemahan pasca pernyataan Federal Reserve yang cenderung lebih hawkish di bandingkan ekspektasi pasar dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terbaru. Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan bahwa keputusan The Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 hingga 4,50 persen memberi tekanan terhadap rupiah. Lebih lanjut, sikap The Fed ini di nilai sebagai bentuk kehati-hatian dalam merespons risiko ekonomi yang meningkat, terutama terkait inflasi dan tingkat pengangguran yang mulai menunjukkan potensi kenaikan. Menurut informasi dari Anadolu Agency, keputusan mempertahankan suku bunga tersebut berkaitan erat dengan upaya FOMC dalam mengejar target jangka panjang, yaitu pencapaian lapangan kerja maksimal dan pengendalian inflasi di level 2 persen.

Meskipun demikian, Komite menyatakan kesiapannya untuk melakukan penyesuaian kebijakan moneter apabila terdapat risiko yang mengganggu pencapaian tujuan tersebut. Dalam hal ini, Lukman Leong menilai bahwa The Fed masih belum menunjukkan sinyal untuk segera menurunkan suku bunga karena melihat tekanan ekonomi yang terus meningkat. Selain itu, tensi politik antara Presiden AS Donald Trump dan Ketua The Fed Jerome Powell turut memperkeruh situasi. Trump secara terbuka menyampaikan kritiknya atas sikap The Fed yang di anggap lambat dalam merespons risiko ekonomi dan menuntut adanya pemangkasan suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Meski arah kebijakan The Fed cenderung menekan mata uang negara berkembang, namun harapan atas kelanjutan perundingan tarif antara AS dan China di perkirakan dapat sedikit membatasi pelemahan rupiah. Lukman juga menambahkan bahwa dalam jangka pendek, dolar AS berpotensi menguat karena ekspektasi ekonomi AS yang terhindar dari resesi.

Bank Federal Reserve Mengakui Munculnya Risiko

Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25 hingga 4,50 persen pada bulan ini. Keputusan tersebut mencerminkan pendekatan yang sangat hati-hati dari The Fed dalam menanggapi dampak dari kebijakan tarif impor skala besar yang di berlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump. Selain itu, pengumuman suku bunga di lakukan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, 8 Mei 2025. Menandai kali ketiga The Fed mempertahankan suku bunga setelah terakhir menurunkannya pada Desember 2024. Sebagai latar belakang, sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar total 525 basis poin. Selanjutnya, suku bunga di pertahankan pada tingkat 5,25 hingga 5,50 persen dari September 2023 hingga Agustus 2024. Kemudian, penurunan di lakukan bertahap pada September, November, dan Desember 2024 dengan total pemangkasan 100 basis poin.

Namun, keputusan terbaru di ambil di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif Presiden Trump yang di umumkan pada 2 April 2025. Dalam pernyataannya, Bank Federal Reserve Mengakui Munculnya Risiko terhadap stabilitas harga dan ketenagakerjaan, yang membuat arah kebijakan menjadi sulit di tentukan. Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers usai pertemuan FOMC. Menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa bersikap pre-emptif tanpa dukungan data yang lebih jelas. Sementara itu, inflasi AS tercatat melambat menjadi 2,4 persen pada Maret 2025 dari sebelumnya 2,8 persen pada Februari. Dan angka pengangguran tetap di 4,2 persen pada April. Di sisi lain, meskipun mendapat tekanan dari Gedung Putih, Powell menegaskan bahwa ia tidak pernah meminta pertemuan dengan Presiden AS mana pun, demi menjaga independensi The Fed. Ketegangan antara Powell dan Trump semakin menjadi sorotan karena kritik tajam dan ancaman pemecatan yang sempat di lontarkan oleh Presiden.

Fluktuasi Ekspor Bersih

Meskipun data terbaru sempat terpengaruh oleh Fluktuasi Ekspor Bersih. Sejumlah indikator menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Amerika Serikat masih terus tumbuh secara stabil. Selain itu, tingkat pengangguran dalam beberapa bulan terakhir tercatat tetap rendah, menandakan bahwa kondisi pasar tenaga kerja masih tergolong kuat. Namun demikian, inflasi masih berada pada level yang relatif tinggi, sehingga menimbulkan perhatian tersendiri bagi otoritas moneter. Oleh karena itu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tetap berkomitmen untuk mencapai dua sasaran utamanya. Yaitu stabilitas harga dengan target inflasi 2 persen dan pencapaian lapangan kerja maksimal dalam jangka panjang. Akan tetapi, ketidakpastian terkait prospek perekonomian saat ini mengalami peningkatan. Dengan risiko terhadap pengangguran dan inflasi yang di nilai semakin besar di kedua sisi mandat ganda tersebut. Sebagai langkah responsif terhadap kondisi tersebut, Komite memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga acuan pada tingkat 4,25 hingga 4,50 persen.

Dalam menentukan kebutuhan dan waktu yang tepat untuk penyesuaian lebih lanjut. Komite akan terus mengevaluasi data ekonomi terbaru, proyeksi ke depan, serta keseimbangan risiko secara keseluruhan. Komite juga tetap melanjutkan pengurangan kepemilikan atas sekuritas Treasury, surat utang agensi, dan sekuritas berbasis hipotek milik agensi sebagai bagian dari strategi normalisasi neraca. Selain itu, Komite menyatakan kesiapan untuk menyesuaikan kebijakan moneter apabila muncul risiko signifikan yang mengancam pencapaian target ekonomi. Dalam membuat keputusan, Komite mempertimbangkan berbagai informasi penting, termasuk dinamika pasar tenaga kerja, tekanan harga, ekspektasi inflasi, serta perkembangan keuangan domestik dan global. Adapun anggota yang mendukung keputusan kebijakan ini antara lain Jerome H. Powell sebagai Ketua, John C. Williams selaku Wakil Ketua, serta anggota lainnya seperti Michael S. Barr, Michelle W. Bowman, dan Neel Kashkari yang dalam kesempatan ini memberikan suara sebagai pengganti.

Menentukan Kebijakan Moneter

Kehati-hatian dalam Menentukan Kebijakan Moneter tidak hanya di tunjukkan oleh bank sentral Indonesia. Tetapi juga oleh The Federal Reserve, otoritas moneter Amerika Serikat. Lembaga ini masih mencermati perkembangan ekonomi domestik dan global sebelum mengambil langkah strategis. Salah satu bentuk sikap tersebut tercermin dari keputusan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen. Selanjutnya, dalam konferensi pers yang di gelar pada Rabu malam waktu setempat, 7 Mei 2025. Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan bahwa pihaknya semakin berhati-hati dalam menentukan arah suku bunga The Fed. Ia mengungkapkan bahwa dinamika global yang terjadi, termasuk kebijakan tarif impor yang di berlakukan oleh Presiden Amerika Serikat. Donald Trump, terhadap sejumlah negara, menimbulkan kekhawatiran akan lonjakan inflasi dan meningkatnya tingkat pengangguran. Kedua faktor ini, menurut Powell, dapat memberikan tekanan serius terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Oleh karena itu, The Federal Reserve akan terus memantau berbagai indikator ekonomi secara cermat. Terutama tingkat inflasi, sebelum memutuskan langkah kebijakan selanjutnya. Langkah ini di ambil demi menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Bahkan, Powell menegaskan bahwa pendekatan berbasis data akan menjadi pijakan utama dalam setiap kebijakan yang di ambil ke depan. Dengan demikian, keputusan mempertahankan suku bunga di level saat ini merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko ekonomi. Sembari tetap membuka ruang untuk penyesuaian bila di perlukan sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi global maupun domestik. Kebijakan suku bunga yang ditetapkan akan sangat bergantung pada perkembangan inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja. Seperti yang di sampaikan oleh Bank Federal Reserve.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait