Sabtu, 12 Juli 2025
Siraman Al Ghazali, Momen Yang Penuh Haru Dengan Keluarga
Siraman Al Ghazali, Momen Yang Penuh Haru Dengan Keluarga

Siraman Al Ghazali, Momen Yang Penuh Haru Dengan Keluarga

Siraman Al Ghazali, Momen Yang Penuh Haru Dengan Keluarga

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Siraman Al Ghazali, Momen Yang Penuh Haru Dengan Keluarga
Siraman Al Ghazali, Momen Yang Penuh Haru Dengan Keluarga

Siraman Al Ghazali Berlangsung Dengan Penuh Hari Karena Di Dampingi Oleh Kedua Orang Tua Dan Keluarga Besarnya. Menjelang hari bahagianya, Al Ghazali bersama keluarganya menyelenggarakan prosesi adat siraman yang berlangsung pada Sabtu, 14 Juni 2025. Acara tersebut mengangkat nuansa tradisional Jawa sebagai tema utama. Rangkaian acara ini di kemas secara khidmat namun tetap penuh kehangatan. Momen ini menjadi bagian penting dari rangkaian menjelang pernikahan. Acara ini di laksanakan secara sakral untuk menjaga nilai-nilai budaya leluhur yang di wariskan secara turun-temurun.

Al Ghazali sendiri tampil memukau dalam balutan busana bernuansa klasik. Ia di temani oleh dua adik kandungnya, El Rumi dan Dul Jaelani. Ketiganya tampak kompak ketika bersiap-siap menuju lokasi acara. Momen ini menunjukkan kebersamaan dan ikatan keluarga yang erat. Pada saat bersamaan, keluarga besar Ahmad Dhani turut memeriahkan acara ini dengan keterlibatan aktif dalam berbagai bagian dari prosesi adat. Sang ibu sambung, Mulan Jameela, yang terlihat memakai balutan kebaya sarimbit dengan warna serasi bersama Ahmad Dhani. Ia tampak sibuk menyambut para tamu undangan yang mulai berdatangan sejak pagi hari.

Tak hanya dari pihak ayah, dukungan juga datang dari keluarga Maia Estianty, ibu kandung Al. Ia hadir bersama sang suami, Irwan Mussry, sejak pagi hari. Kehadiarannya menunjukkan komitmen dan partisipasi aktif dalam mengiringi langkah besar putranya. Salah satu momen yang menarik perhatian adalah ketika Ahmad Dhani tampil mengenakan beskap tradisional Jawa berwarna terang, lengkap dengan aksesoris khas berupa blangkon. Ia bahkan memegang ayam kampung, sebuah bagian dari ritual adat yang memiliki makna simbolis dalam tradisi Jawa. Raingkaian acara ini berhasil mencuri perhatian para hadirin. Ayam kampung tersebut merupakan bagian dari upacara simbolik yang sering kali di gunakan dalam prosesi siraman untuk menyimbolkan pengharapan akan kesejahteraan dan kemakmuran bagi pasangan yang akan menikah.

Siraman Al Ghazali Dengan Nuansa Tradisional

Siraman Al Ghazali Dengan Nuansa Tradisional yang yang kental sangat terasa sepanjang prosesi. Prosesi siraman ini berlangsung dalam suasana sakral dan penuh kehangatan emosional. Setiap elemen dalam acara tersebut mencerminkan upaya pelestarian warisan budaya. Hal ini di wujudkan melalui pemilihan busana, rangkaian ritual, serta interaksi antara anggota keluarga. Acara tersebut bukan hanya menggambarkan transisi menuju babak baru dalam kehidupan Al Ghazali. Prosesi ini juga menjadi representasi penghormatan terhadap nilai-nilai tradisional yang selama ini menjadi bagian penting dalam identitas keluarga mereka.

Sebagai pihak penyelenggara, Ahmad Dhani bersama kedua putranya, El Rumi dan Dul Jaelani, tampak mempesona dalam balutan busana adat yang telah di modifikasi dengan sentuhan kekinian. Ketiganya mengenakan beskap bergaya modern yang di padukan dengan kain jarik khas Jawa serta aksesoris kepala berupa blankon. Inilah yang semakin menciptakan harmoni antara estetika masa kini dan kearifan lokal. Penampilan mereka memperlihatkan tidak hanya kekompakan sebagai keluarga, tetapi juga penghargaan yang mendalam terhadap akar budaya yang mereka anut. Busana yang mereka kenakan bukan sekadar pakaian seremonial. Pakaian ini juga merupakan simbol integritas dan kesungguhan dalam memaknai prosesi adat yang dijalani.

Kehadiran kedua orang tua Al Ghazali, baik dari pihak ayah maupun ibu kandung, turut memperkuat kesan harmonis yang terpancar dalam seluruh rangkaian acara. Meski telah menjalani kehidupan masing-masing, Ahmad Dhani dan Maia Estianty tetap menunjukkan kebersamaan dalam mendampingi putra mereka menghadapi momen penting ini. Keduanya hadir bersama pasangan masing-masing. Mereka tampak berbaur dalam atmosfer penuh kekeluargaan. Sikap saling menghormati yang di tunjukkan kedua belah pihak menjadi contoh bahwa ikatan keluarga tetap bisa terjaga dengan baik, sekalipun telah mengalami perubahan struktur.

Momen Sungkeman

Momen Sungkeman menjadi salah satu bagian yang paling mengharukan dalam rangkaian prosesi menjelang pernikahan Al Ghazali. Pada saat yang penuh emosi tersebut, suasana berubah menjadi hening dan menyentuh ketika Al bersimpuh di hadapan sang ibu kandung, Maia Estianty. Prosesi yang merupakan bagian penting dalam adat Jawa ini tak hanya sekadar simbol penghormatan kepada orang tua. Tahapan acara ini juga menjadi wujud nyata dari rasa terima kasih, permohonan doa restu, serta pengakuan terhadap jasa dan kasih sayang orang tua sepanjang hidup. Dalam tradisi ini, seorang anak akan berlutut dengan penuh kerendahan hati di hadapan orang tua sebelum mengarungi kehidupan baru bersama pasangan.

Ketika menyaksikan Al Ghazali melakukan ritual penuh makna tersebut, Maia tampak tidak mampu membendung luapan emosinya. Air mata pun menetes dari kedua matanya sebagai ekspresi dari rasa bangga dan haru. Ia juga menunjukkan kebahagiaan yang membuncah melihat putranya telah tumbuh menjadi pria dewasa yang siap membangun rumah tangga sendiri. Momen itu menjadi pengingat akan perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama sebagai ibu dan anak. Termasuk segala suka duka yang di lewati sejak Al masih kecil hingga dewasa. Reaksi emosional Maia seolah menjadi cermin kedalaman cinta seorang ibu kepada anaknya yang kini bersiap untuk memulai kehidupan mandiri.

Dalam sebuah tayangan video yang tersebar luas di berbagai platform media sosial, terlihat Maia menyampaikan kata-kata penuh makna dengan suara yang bergetar karena tangis. Ia menyebut bahwa hari itu, Al Ghazali telah bersimpuh di hadapannya, membawa kehidupan mereka memasuki babak baru. Ucapan tersebut, meskipun di sampaikan dengan terbata-bata karena di kuasai emosi, menggambarkan bagaimana seorang ibu merelakan anak tercintanya untuk melangkah ke jenjang kehidupan selanjutnya. Kalimat tersebut bukan hanya menunjukkan rasa ikhlas. Kata-kata ini menunjukkan kepercayaan yang penuh terhadap kesiapan sang anak untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam pernikahan.

Melepaskan Al

Melepaskan Al sebagai anak sulungnya untuk membangun kehidupannya sendiri merupakan salah satu momen paling emosional dalam perjalanan seorang ibu. Terlebih ketika sang anak telah tumbuh dewasa dan siap memasuki gerbang pernikahan. Perasaan itulah yang tergambar jelas dalam ungkapan hati Maia Estianty saat mendampingi Al Ghazali dalam prosesi menjelang hari pernikahannya. Di tengah suasana yang penuh haru dan kehangatan, Maia mencurahkan isi hatinya mengenai betapa tidak mudah bagi seorang ibu untuk menyerahkan kembali tangan anaknya kepada orang lain. Apalagi kepada pasangan hidup yang akan menemaninya kelak.

Maia menyampaikan bahwa ia merasa berat harus merelakan kembali tangan kecil yang dahulu selalu berada dalam genggamannya. Ia mengingat kembali momen saat pertama kali memegang tangan mungil Al ketika ia baru lahir. Kini tangan itu akan di genggam oleh sosok baru yang akan menjadi pendamping hidup anak lelakinya. Ungkapan tersebut di sampaikannya dengan suara lirih dan mata yang basah oleh air mata. Inilah yang semakin menandakan begitu dalamnya perasaan cinta dan kerelaan yang ia berikan meskipun disertai rasa berat hati.

Ia mengatakan bahwa sebagai seorang ibu, ia harus ikhlas membiarkan tangan kecil itu berpindah ke tangan orang lain yang akan menjadi sahabat seumur hidup Al. Kata-katanya menyiratkan perpaduan antara perasaan bangga dan rasa kehilangan yang wajar di rasakan oleh orang tua saat menyaksikan anak mereka tumbuh dan melangkah ke tahap kehidupan baru. Bagi Maia, melepas bukan berarti mengabaikan. Melepaskan merupakan bentuk tertinggi dari cinta, yakni mempercayakan dan mengizinkan anak untuk menjalani hidupnya sendiri dengan pilihan yang telah di buatnya.

Momen Siraman Al Ghazali yang penuh haru berhasil menyita perhatian para netizen. Keharuan dalam keluarga yang utuh dapat kita saksikan dalam momen Siraman Al Ghazali.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait