KTM AG Terjebak Pusaran Keterpurukan Di MotoGP
KTM AG Terjebak Pusaran Keterpurukan Di MotoGP
KTM AG Yang Telah Bergabung Dengan Kompetisi MotoGP Sejak Musim 2017 Harus Menelan Kenyataan Pahit Bahwa Perusahaan Ini Tertinggal. Yang mana, ketertinggalan mereka terhadap target yang mereka tetapkan sendiri untuk menjadi pesaing dalam perebutan gelar juara MotoGP. Dengan rencana delapan tahun untuk mencapai tujuan tersebut, namun nyatanya masih berjuang untuk mencapai level yang di harapkan. Yang mana, terlepas dari tekanan yang terus-menerus dari manajemen puncak. Tetapi, pertanyaan yang muncul tentang apakah perusahaan asal Austria ini mampu menghentikan kemunduran yang tampak terjadi. Serta, menghindari memulai kembali dari awal. Pada dasarnya, kekhawatiran bahwa KTM AG mungkin perlu merombak strategi dan sumber dayanya secara signifikan. Yang mana, hal ini demi mencapai hasil yang di inginkan di lintasan MotoGP. Stefan Pierer sebagai CEO KTM yang di kenal memiliki naluri bisnis yang tajam dan teruji. Meskipun kemampuan bisnisnya luar biasa, pendekatan tersebut tidak selalu dapat di terapkan secara langsung dalam lingkungan yang kompleks seperti MotoGP.
Tantangan di balapan ini bukan hanya tentang bisnis. Tetapi juga soal keahlian teknis, konsistensi performa, serta stabilitas tim. Dalam konteks ini, KTM AG di nilai terlambat dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan saat mereka memutuskan untuk ikut serta di MotoGP. Yang mana saat awal bergabung, Pierer memperkirakan bahwa KTM AG akan membutuhkan waktu sekitar lima tahun. Waktu lima tahun tersebut di gunakan untuk benar-benar memahami dinamika kompetisi MotoGP. Serta, setelah lima tahun tersebut mereka berharap untuk bersaing memperebutkan gelar dalam kurun waktu tiga tahun.
Namun, delapan tahun telah berlalu dan hingga kini KTM AG masih berhadapan dengan sejumlah perubahan besar dalam tim dan strategi mereka di lintasan. Pada musim yang sedang berlangsung, KTM menghadapi gelombang perubahan internal yang signifikan. Meskipun banyak pihak sebelumnya memprediksi mereka akan bersaing ketat dengan Ducati.
Manajemen Puncak KTM AG Sedang Membahas Langkah Besar
Di laporkan bahwa Manajemen Puncak KTM AG Sedang Membahas Langkah Besar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan di dalam organisasi. Yang mana, salah satu indikasi perubahan besar ini adalah kepergian beberapa tokoh penting di tim. Salah satu anggota staf KTM AG yang tidak di sebutkan namanya, mengungkapkan sebuah pandangan. Yang mana, pandangan tersebut menyatakan kurangnya kesabaran dalam manajemen tim menjadi pokok masalah utama yang menghambat kemajuan. Ia menyatakan bahwa sebuah tim membutuhkan stabilitas dan waktu agar orang-orang yang bekerja di dalamnya bisa berkembang. Namun sayangnya, hal tersebut belum tercermin di KTM AG. Sehingga hal ini menjadi salah satu alasan mengapa tim ini belum berhasil memenuhi ekspektasi tinggi yang di bebankan kepada mereka.
Di lingkungan manajemen KTM AG, muncul pandangan bahwa orang-orang di posisi teratas kerap terlalu keras kepala dalam mengambil keputusan. Seperti yang di ketahui, sikap seperti ini di anggap tidak memberikan banyak keuntungan. Serta, malah menambah ketidakpastian di kalangan staf. Kehilangan beberapa tokoh kunci seperti Francesco Guidotti tentunya akan meninggalkan kekosongan yang perlu segera di isi. Namun, sebuah media motorsport melaporkan bahwa ada dua figur di KTM AG yang sedang mendapatkan perhatian sebagai calon pengganti penting. Sosok tersebut ialah Aki Ajo dan Dani Pedrosa. Pedrosa sendiri, yang telah lama menjadi penguji utama bagi KTM memainkan peran sentral dalam pengembangan motor RC16. Bahkan, Stefan Pierer pernah menyebutnya sebagai “bos KTM yang sebenarnya” karena kontribusinya yang signifikan. Tampaknya, KTM berencana menawarkan Pedrosa sebuah posisi eksekutif yang akan bekerja secara paralel dengan Pit Beirer, direktur olahraga KTM AG.
Sementara itu, Aki Ajo yang sudah lama mengelola tim-tim KTM AG di kelas yang lebih rendah di anggap sebagai salah satu manajer yang paling efisien di paddock. Yang mana, hal ini erat kaitannya dengan perbandingan antara investasi dan keuntungan di dunia balap.
Berdampak Terhadap Penurunan Penjualan Perusahaan
Kondisi ketidakpastian yang menyelimuti KTM AG juga berdampak pada kegelisahan di kalangan staf KTM di MotoGP. Yang mana, ini Berdampak Terhadap Penurunan Penjualan Perusahaan sebesar 15 persen. Selain itu, harga saham KTM AG yang di perdagangkan di berada angka 26 euro. Ini mencerminkan penurunan tajam jika di bandingkan harga setahun yang lalu yang berada di angka 62 euro. Di sela-sela balapan di Spielberg, Pedro Acosta mengungkapkan bahwa ia belum sempat berbicara langsung dengan bos besar tim. Namun, ia mendapat kepastian bahwa KTM AG akan terus melanjutkan investasinya dalam proyek MotoGP. Yang mana, pernyataan ini memberikan sedikit kelegaan bagi tim terutama mengingat perusahaan telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan sejak awal tahun.
Meski situasi finansial KTM AG terbilang sulit, sangat kecil kemungkinan Pierer akan membiarkan perusahaan ini jatuh. Ini mengingat kecintaannya yang mendalam terhadap proyek MotoGP, Pierer di perkirakan akan mencari sumber daya lain agar perusahaan tetap bertahan. Langkah ini terbukti dengan Pierer menandatangani penjualan 50,1 persen saham Leoni kepada Luxshare sebulan yang lalu. Yang mana, perusahaan ini merupakan perusahaan multinasional asal Jerman yang bergerak di bidang pembuatan kabel mobil. Langkah yang di ambil ini sebagai bagian dari strategi bisnis yang lebih luas. Sehingga, ini di harapkan bisa memberikan dampak positif bagi KTM AG dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pada tahun 2025, Pierer berharap bisa mengandalkan Brad Binder dan Pedro Acosta sebagai ujung tombak tim KTM untuk mengangkat performa mereka. Tentunya, ekspektasi tinggi yang menyelimuti kedua pembalap ini terhadap hasil tahun 2024 dapat meningkat. Brad Binder yang saat ini berada di posisi kelima klasemen sementara. Sementara Acosta yang berhasil menduduki peringkat keenam mencatatkan hasil yang lebih mengesankan dengan tiga podium. Meski KTM MotoGP sudah meraih tujuh kemenangan dalam hampir delapan tahun keikutsertaan di MotoGP. Namun, kemenangan terakhir mereka terjadi pada 2022 di Thailand melalui Miguel Oliveira.
Masih Lebih Baik Jika Di Bandingkan Dengan Kemunduran Yamaha Dan Honda
Sejak kemenangan terakhir KTM di MotoGP, tim ini hanya mampu menambah delapan podium. Yang mana, ini jauh dari harapan manajemen KTM AG yang berambisi lebih besar. Penurunan performa ini Masih Lebih Baik Jika Di Bandingkan Dengan Kemunduran Yamaha Dan Honda. Yang mana, kondisi saat ini justru memungkinkan KTM menduduki posisi kedua di klasemen konstruktor. Namun, mereka hanya unggul lima poin dari Aprilia yang terus memberikan tekanan di belakang mereka. Salah satu aspek di mana KTM dan GasGas memiliki rekor yang kurang menguntungkan adalah jumlah kecelakaan di lintasan. Ini terlihat dari empat pembalapnya, dengan total 56 kecelakaan telah terjadi. Serta, ini tidak termasuk pembalap penguji seperti Pol Espargaro yang mengalami empat kecelakaan dan Dani Pedrosa dengan dua kecelakaan.
Jumlah ini jauh lebih tinggi jika di bandingkan Honda dengan 29 kecelakaan dan Aprilia yang mencatatkan 30 kecelakaan. Meskipun keduanya sama-sama memiliki empat motor yang berkompetisi di lintasan. KTM MotoGP hanya kalah dari Ducati yang mengalami 88 kecelakaan. Namun Ducati memiliki jumlah pembalap yang terjatuh dua kali lebih banyak yakni delapan orang. Dengan demikian, meskipun KTM berhasil menunjukkan kekuatan di beberapa area. Namun, masih ada tantangan signifikan yang perlu di atasi baik dalam hal performa di lintasan maupun stabilitas tim hingga perusahaan KTM AG.