Industri Kakao Di Harapkan Meningkatkan Daya Beli Masyarakat
Industri Kakao Di Harapkan Meningkatkan Daya Beli Masyarakat
Industri Kakao Global Merupakan Isu-Isu Yang Cukup Penting Bagi Negara Produsen Utama Produk Olahan Biji Kakao Di Dunia. Dalam hal ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang berkecimpung di dunia Industri Kakao. Maka dari itu, Indonesia memiliki kepentingan yang besar dalam menanggapi isu-isu seperti industri kakao global ini. Zulkifli Hasan selaku Menteri Perdagangan menekankan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk mendukung pertumbuhan industri kakao dan cokelat di tanah air. Yang mana, langkah ini merupakan salah satu program unggulan pemerintahan masa depan. Terutama dalam meningkatkan kesejahteraan petani sehingga berdampak positif terhadap industri kakao di Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan ini, pemerintah menyadari perlunya adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Yang mana, ini termasuk pelaku industri yang tergabung dalam CAA atau Cocoa Association of Asia. Sehingga dapat menghadapi tantangan industri yang ada di sektor kakao. Menteri Zulhas menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan pelaku usaha industri kakao internasional di Singapura.
Yang mana, pertemuan tersebut terjadi pada tanggal 12 September 2024. Serta, pada sela-sela acara Cocoa Association of Asia-International Cocoa Conference Exhibition 2024 yang di adakan di Raffles City Convention Center. Pada kesempatan tersebut, Mendag menekankan pentingnya meningkatkan daya beli masyarakat melalui industri kakao. Program ini merupakan salah satu inisiatif utama pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan industri tersebut melalui kesejahteraan para petani kakao. Ia juga menyoroti bahwa Indonesia sebagai salah satu produsen kakao terkemuka di dunia harus merespons isu-isu yang terkait. Terutama dengan keberlanjutan produksi kakao global. Salah satu isu penting yang di hadapi adalah penurunan produksi biji kakao yang di sebabkan oleh beberapa faktor. Yang mana faktor seperti penuaan tanaman, serangan penyakit dan hama, serta dampak perubahan iklim menjadi isu yang harus di pecahkan. Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa Indonesia ingin memastikan penerapan prinsip-prinsip konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Fasilitas Dan Infrastruktur Untuk Mendukung Pengembangan Industri Kakao
Pemerintah, dalam upaya meningkatkan daya beli melalui industri kakao dengan mendukung penggunaan varietas bibit kakao unggul. Serta, memberikan bimbingan teknis dan pelatihan kepada individu yang terlibat dalam produksi di industri kakao. Selain itu, pemerintah juga berupaya melengkapi hal seperti Fasilitas Dan Infrastruktur Untuk Mendukung Pengembangan Industri Kakao ini. Lebih lanjut, Mendag menyampaikan bahwa pemerintah akan membagi kluster di sektor pertanian. Serta, memetakan potensi produksi komoditas unggulan di berbagai provinsi. Kemudian, salah satu kebijakan yang akan di terapkan adalah memberikan penugasan tambahan kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan. Yang mana, sebelumnya hanya mengelola komoditi kelapa sawit, untuk juga mengelola kakao dan kelapa. Langkah lain yang di rencanakan untuk industri ini termasuk rehabilitasi perkebunan kakao. Serta, pengembangan hilirisasi produk-produk berbahan dasar kakao.
Kemudian, Zulkifli Hasan menambahkan bahwa upaya pemerintah ini akan membuka peluang bagi industri cokelat artisan di Indonesia. Yang mana, cokelat artisan ini di harapkan tumbuh lebih pesat dan memperluas pangsa pasar kakao ke tingkat global. Mengingat industri cokelat artisan Indonesia saat ini terdiri dari 39 unit usaha dengan skala mikro, kecil, hingga menengah. Yang mana, industri tersebut mampu memproduksi cokelat berkualitas tinggi dan premium.
Produk-produk ini menonjolkan asal-usul tunggal, cita rasa yang unik, dan kualitas premium yang ditargetkan untuk segmen konsumen khusus. Kolaborasi antara berbagai pihak, baik petani, sektor swasta, maupun pemerintah, di harapkan dapat terus di tingkatkan. Yang mana, hal ini demi mendukung perkembangan industri di sektor kakao. Di sisi lain, para pelaku usaha juga di dorong untuk secara proaktif mengidentifikasi peluang pasar dan berinvestasi di Asia, termasuk di Indonesia. Hal ini di tujukan dalam rangka memperluas hilirisasi produk-produk dan pengolahan kakao. Sebuah apresiasi di ungkapkan oleh Zulkifli Hasan kepada Cocoa Association of Asia (CAA) atas kesempatan untuk bertemu, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan dalam rangka berkolaborasi untuk menciptakan dampak positif pada sektor industri kakao global.
Kolaborasi Untuk Menghadapi Tantangan Yang Di Hadapi
Beberapa langkah yang bisa di lakukan untuk mencapai tujuan ini ialah melalui pelatihan, pengembangan kapasitas, dan peningkatan produktivitas. Yang mana, hal ini berguna terhadap industri untuk memastikan ketersediaan bibit unggul, pasokan kakao yang berkelanjutan, serta transfer teknologi. Sehingga, hal ini yang dapat mendukung keberlanjutan sektor kakao di masa mendatang. Menteri Perdagangan juga menambahkan harapannya bahwa pertemuan singkat tersebut bisa menjadi platform global yang efektif. Tentunya dalam hal Kolaborasi Untuk Menghadapi Tantangan Yang Di Hadapi indutstri sektor kakao. Elie Fouché selaku Ketua CAA menyampaikan pandangannya bahwa industri kakao global memerlukan peningkatan produksi kakao dari kawasan Asia, termasuk Indonesia. Ia juga mencatat bahwa meskipun permintaan pasar kakao di Asia cukup tinggi. Namun, produksi biji kakao di wilayah tersebut masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Selanjutnya, Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM melihat peluang besar dalam industri pengolahan kakao menjadi produk akhir yang memiliki potensi pasar luas. Ia berpendapat bahwa upaya hilirisasi dalam sektor industri kakao dapat meningkatkan pendapatan bagi pelaku UMKM dan koperasi. Pernyataan ini di sampaikan oleh Teten saat meresmikan pabrik milik PT Rosso Bianco. Yang mana, pabrik tersebut merukan produsen cokelat dengan merek Pipiltin Cocoa, yang akan memproduksi cokelat untuk pasar domestik dan ekspor Bogor, Jawa Barat.
Dalam pandangannya, Teten menekankan pentingnya pembenahan rantai pasok kakao dari hulu ke hilir. Ia menyebutkan bahwa potensi besar dari hilirisasi pada industri kakao ini terletak pada kemampuan untuk menciptakan produk baru. Yang mana, ini berbeda dari sebelumnya di mana Indonesia hanya mengekspor bahan baku mentah. Dengan adanya hilirisasi yang di lakukan oleh Pipiltin Cocoa, ini di harapkan dapat menghadirkan inovasi produk baru yang lebih bernilai tambah. Lebih lanjut, Teten menjelaskan perlunya memetakan permasalahan yang di hadapi sektor ini agar bisa di temukan solusi yang dapat menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Produk Pertanian Dan Perkebunan Di Indonesia Mengalami Kendala Dalam Pengembangannya
Menurut data yang di miliki oleh Teten, banyak Produk Pertanian Dan Perkebunan Di Indonesia Mengalami Kendala Dalam Pengembangannya karena ekosistem yang belum sepenuhnya terbentuk. Ia mencontohkan fluktuasi harga yang sering terjadi saat panen raya yang menyebabkan kerugian bagi petani. Serta, adanya peran tengkulak yang seringkali menentukan harga tanpa aturan jelas. Hal ini tentu memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan sektor industri tersebut. Di samping itu, Teten juga menyoroti kesulitan yang di hadapi produk pertanian dan perkebunan dalam menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi. Menurutnya, masalah ini di sebabkan oleh lahan garapan petani yang umumnya sempit. Sehingga hasil produksi tidak optimal yang hal ini juga dapat terjadi pada industri kakao. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penggabungan dan penyatuan petani dalam wadah koperasi atau semacam holding koperasi agar dapat mencapai skala ekonomi yang lebih besar dan efisien.
Teten meyakini bahwa dengan mengagregasi petani dalam wadah koperasi, efisiensi proses penanaman dapat di tingkatkan. Jika proses penanaman meningkat, maka produktivitas pun bisa di tingkatkan. Ia menggarisbawahi bahwa model korporatisasi petani melalui koperasi merupakan solusi untuk memperkuat organisasi koperasi. Sehingga, koperasi dapat berperan lebih besar dalam perekonomian dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani yang berimbas pada daya beli melalui Industri Kakao.