Minggu, 23 Maret 2025
Freeport Indonesia Suplai Emas Ke Antam Rp207 M
Freeport Indonesia Suplai Emas Ke Antam Rp207 M

Freeport Indonesia Suplai Emas Ke Antam Rp207 M

Freeport Indonesia Suplai Emas Ke Antam Rp207 M

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Freeport Indonesia Suplai Emas Ke Antam Rp207 M
Freeport Indonesia Suplai Emas Ke Antam Rp207 M

Freeport Indonesia Mulai Mengirim Emas Batangan Ke Antam Untuk Mendukung Hilirisasi Industri Emas Dalam Negeri. Pada tahap awal, perusahaan tambang ini mengirimkan emas batangan seberat 125 kilogram (kg) dengan tingkat kemurnian mencapai 99,99 persen. Nilai dari pengiriman emas perdana ini di perkirakan mencapai Rp207 miliar. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyatakan bahwa pengiriman ini merupakan langkah penting dalam mendukung hilirisasi emas di Indonesia. Menurutnya, kerja sama antara produsen emas tersebut dan Antam menjadi bagian dari strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk emas di dalam negeri. Dengan adanya pasokan emas batangan ini, di harapkan industri pengolahan emas di Indonesia dapat semakin berkembang. Serta, juga memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar. Selain itu, pasokan emas batangan dari perusahaan asal Papua ini ke Antam juga menjadi bukti nyata optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam di dalam negeri.

Selama ini, Indonesia di kenal sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia. Namun, sebagian besar hasil tambangnya di ekspor dalam bentuk bahan mentah. Dengan adanya hilirisasi, pemerintah berharap agar lebih banyak produk emas yang di olah di dalam negeri. Sehingga, mampu menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan negera melalui industri berbasis mineral. Kerja sama antara perusahaan tambang ini dan Antam juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong industri pertambangan untuk lebih fokus pada pemrosesan dan pemurnian bahan tambang di dalam negeri. Langkah ini di harapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Terutama, dalam sektor industri logam mulia.

Ke depan, Freeport Indonesia berencana untuk terus meningkatkan volume pasokan emas ke Antam. Hal ini seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi dan kebutuhan pasar domestik. Dengan kerja sama yang lebih erat, kedua perusahaan ini berpotensi memainkan peran stretegis dalam mendukung ketahanan industri emas nasional.

Strategi Besar Freeport Indonesia Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas Emas Di Dalam Negeri

Emas batangan tersebut di murnikan di Precious Metal Refinery (PMR) miliki Freeport Indonesia yang berlokasi di Smelter Manyar, Gresik, Jawa Timur. Proses produksi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung hilirisasi industri emas di dalam negeri. Meskipun sebelumnya terjadi insiden di Smelter Gresik, perusahaan tetap melanjutkan operasinya. Serta, juga memastikan hasil tambang dapat di olah menjadi produk bernilai tinggi. Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas, menjelaskan bahwa perusahaannya telah berhasil mengolah sekitar 12,56 ton lumpur anoda yang di peroleh dari PT Smelting. Dari proses tersebut, di hasilkan sebanyak 189 kg emas batangan. Hal ini dengan 125 kg di kategorikan sebagai fine gold dengan tingkat kemurnian mencapai 99,99 persen. Di sisi lain, 64 kg sisanya masih perlu proses pencetakan ulang agar memenuhi standar kemurnian fine gold yang telah di tetapkan.

Lebih lanjut, Tony menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari Strategi Besar Freeport Indonesia Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas Emas Di Dalam Negeri. Dengan adanya fasilitas pengolahan yang semakin berkembang, perusahaan dapat berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan industri emas nasional. Serta, juga memperkuat ketahanan ekonomi berbasis sumber daya alam. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong industri pertambangan untuk lebih fokus pada pemrosesan di dalam negeri. Hal ini bertujuan agar lebih banyak produk emas yang bisa di hasilkan dalam bentuk siap jual. Di satu sisi, bukan hanya dalam bentuk bahan mentah. Dengan demikian, hilirisasi emas dapat menciptakan peluang baru. Di satu sisi, seperti lapangan pekerjaan serta peningkatan pendapatan negara dari sektor pertambangan dan logam mulia.

Ke depan, perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas produksi serta pengiriman emas ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan mitra lainnya. Dengan adanya kerja sama ini, di harapkan industri emas Indonesia semakin berkembang dan memiliki daya saing di pasar global.

Antam Akan Membeli Sebanyak 30 Ton Emas Batangan Setiap Tahunnya

Pada November 2024, PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Antam secara resmi menandatangani perjanjian jual beli emas dengan tingkat kemurnian 99,99 persen. Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam kerja sama antara kedua perusahaan. Hal ini yang bertujuan untuk memperkuat industri pengolahan emas di Indonesia. Berdasarkan perjanjian tersebut, Antam Akan Membeli Sebanyak 30 Ton Emas Batangan Setiap Tahunnya dari PTFI dengan standar kemurnian yang telah di tetapkan. Proses pengolahan emas ini akan melibatkan dua tahap utama. Pertama, PTFI akan menyediakan bahan baku emas yang telah melewati proses awal pemurnian. Selanjutnya, emas tersebut akan di kirim ke Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia milik Antam. Hal ini di mana logam mulia tersebut akan di proses lebih lanjut untuk menghasilkan produk emas siap jual dengan kualitas tinggi. Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan bukti nyata dari komitmen PTFI dan Antam dalam mendukung hilirisasi industri mineral di dalam negeri.

Langkah ini juga di yakini dapat meningkatkan nilai tambah bagi industri emas nasional. Serta, juga memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global. “Kolaborasi antara PT Freeport Indonesia dan Antam bukan sekadar kesepakatan bisnis. Tetapi, hal ini juga bagian dari strategi besar dalam mewujudkan kemandirian industri pertambangan di Indonesia. Dengan adanya kerja sama ini, di harapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor emas. Serta, juga mendorong pemanfaatan produk dalam negeri,” ujar Nico. Selain itu, kerja sama ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong peningkatan kapasitas industri hilir pertambangan.

Dengan mengolah lebih banyak emas di dalam negeri, Indonesia dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Ini meningkatkan pendapatan negera, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Ke depan, Antam dan PT Freeport Indonesia berencana untuk terus memperkuat sinergi mereka dalam mengembangkan industri logam mulia di Indonesia.

Indonesia Berpotensi Menghemat Hingga Rp200 Triliun Per Tahun

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa perjanjian kerja sama antara Freeport dan Antam akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Terutama, dalam hal penghematan devisa negara. Menurutnya, melalui perjanjian ini, Indonesia Berpotensi Menghemat Hingga Rp200 Triliun Per Tahun. Salah satu faktor utama penghematan tersebut adalah berkurangnya ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia, khususnya emas batangan.

Erick menjelaskan bahwa selain ini, Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku emas untuk kebutuhan industri logam mulai dalam negeri. Namun, dengan adanya produksi emas dari Freeport yang mencapai 50 ton per tahun dan Antam yang mengambil sebanyak 30 ton, kebutuhan bahan baku dapat lebih banyak di penuhi dari dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya dapat menghemat devisa, tetapi juga memperkuat industri pengolahan logam nasional.

“Melalui proses hilirisasi ini, kita bisa mengurangi impor dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Dengan Freeport memproduksi 50 ton dan Antam mengambil 30 ton, negara dapat menghemat Rp200 triliun per tahun,” ujar Erick saat berbicara di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Kamis (7 November 2025). Langkah hilirisasi ini di harapkan dapat memperkuat industri logam mulia dalam negeri dan mengurangi impor, berkat kontribusi Freeport Indonesia.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait