Rabu, 12 November 2025
Beberapa Bank Besar AS Akan Luncurkan Stablecoin
Beberapa Bank Besar AS Akan Luncurkan Stablecoin

Beberapa Bank Besar AS Akan Luncurkan Stablecoin

Beberapa Bank Besar AS Akan Luncurkan Stablecoin

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Beberapa Bank Besar AS Akan Luncurkan Stablecoin
Beberapa Bank Besar AS Akan Luncurkan Stablecoin

Beberapa Bank Besar AS dalam langkah yang menandai babak baru dalam transformasi sistem keuangan tradisional, sejumlah bank besar Amerika Serikat mengumumkan rencana bersama untuk meluncurkan stablecoin berbasis dolar AS. Di antara institusi yang terlibat adalah JPMorgan Chase, Bank of America, Wells Fargo, dan Citigroup—empat nama yang selama ini menjadi tulang punggung sistem keuangan Amerika dan global. Inisiatif ini secara resmi di umumkan dalam konferensi tahunan teknologi finansial yang di selenggarakan di New York awal pekan ini.

Stablecoin yang akan di terbitkan, yang di beri nama sementara “US BankCoin”, ditujukan untuk mempercepat transaksi antarbank, mempermudah penyelesaian lintas negara, dan menghadirkan sistem pembayaran digital yang stabil, aman, dan terkontrol. Tidak seperti stablecoin yang di kembangkan oleh perusahaan teknologi atau startup kripto, US BankCoin sepenuhnya akan berada dalam pengawasan perbankan tradisional dan tunduk pada regulasi keuangan federal.

Menurut pernyataan gabungan para CEO bank yang tergabung dalam konsorsium ini, tujuan utama peluncuran stablecoin bukan hanya untuk menjawab tantangan dari teknologi blockchain dan DeFi, tetapi juga untuk menjaga dominasi sistem keuangan AS di tengah persaingan global, terutama dari Tiongkok yang telah melangkah lebih dulu dengan yuan digital. “Kami tidak ingin sistem keuangan masa depan ditentukan oleh pihak-pihak di luar yurisdiksi hukum dan keuangan Amerika,” ujar Jamie Dimon, CEO JPMorgan.

Beberapa Bank Besar AS melalui Departemen Keuangan dan Federal Reserve di kabarkan menyambut baik rencana ini, meskipun tetap menekankan pentingnya transparansi, kestabilan nilai, serta perlindungan konsumen. Otoritas moneter AS juga melihat inisiatif ini sebagai jalan tengah antara inovasi digital dan stabilitas sistem keuangan.

Beberapa Bank Besar AS  Dengan Desain Teknologi Dan Mekanisme Penerbitan: Perbedaan Dengan Stablecoin Komersial

Beberapa Bank Besar AS  Dengan Desain Teknologi Dan Mekanisme Penerbitan: Perbedaan Dengan Stablecoin Komersial dengan stablecoin yang selama ini beredar di pasar kripto, seperti Tether (USDT) atau USD Coin (USDC), stablecoin yang akan di terbitkan oleh bank-bank besar ini mengusung pendekatan berbasis cadangan 100% yang di jamin secara legal dan teraudit berkala oleh lembaga independen. US BankCoin akan di sandarkan pada deposito tunai dan surat utang pemerintah AS dengan likuiditas tinggi, menjamin kestabilan nilai dan keamanan dana konsumen.

Teknologi yang di gunakan pun bukan blockchain publik seperti Ethereum atau Solana, melainkan jaringan ledger privat (permissioned distributed ledger) yang hanya dapat di akses oleh lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar dan di awasi. Dengan kata lain, transaksi stablecoin ini tidak akan terlihat oleh publik umum seperti halnya aset kripto pada umumnya, tetapi tetap dapat di audit secara transparan oleh regulator.

Mekanisme penerbitan stablecoin akan mengikuti prinsip “mint and burn”, yaitu token akan di cetak (minted) hanya ketika ada setoran kas ke bank dan akan di musnahkan (burned) saat pengguna menarik uang fiat kembali. Hal ini di rancang untuk mencegah over-issuance dan menjaga paritas 1:1 terhadap dolar AS. Proses konversi dari uang tunai ke stablecoin juga di janjikan dapat di lakukan dalam hitungan detik, memberikan kecepatan transaksi yang jauh lebih efisien di bandingkan sistem perbankan tradisional saat ini.

Keunggulan teknis lain yang di bawa stablecoin ini adalah integrasi langsung dengan sistem clearing dan settlement perbankan domestik. Hal ini memungkinkan transaksi dapat di lakukan 24/7, menghilangkan hambatan waktu operasional perbankan konvensional. Dalam dunia global yang bergerak cepat, kecepatan ini akan sangat krusial.

Tujuan Jangka Panjang: Efisiensi Transaksi Dan Dominasi Pasar Pembayaran Digital

Tujuan Jangka Panjang: Efisiensi Transaksi Dan Dominasi Pasar Pembayaran Digital selain fungsi teknis dan stabilitas. Peluncuran stablecoin oleh bank-bank besar ini juga menyasar tujuan strategis jangka panjang, yakni merebut kembali kendali atas pasar pembayaran digital yang dalam beberapa tahun terakhir mulai di dominasi oleh perusahaan teknologi dan penyedia layanan fintech. Dengan total volume transaksi stablecoin yang telah melampaui USD 8 triliun pada 2024, bank-bank merasa tidak bisa lagi pasif.

Stablecoin milik perbankan akan memungkinkan penyelesaian instan atas transaksi lintas bank. Bahkan lintas negara, tanpa perlu melalui sistem lama seperti SWIFT yang sering kali lambat dan mahal. Ini akan mempermudah penyelesaian dalam perdagangan internasional, investasi lintas batas, serta pembayaran B2B dengan jumlah besar. Beberapa uji coba awal menunjukkan bahwa stablecoin perbankan mampu memangkas. Biaya transaksi internasional hingga 60% dan waktu pemrosesan dari 2 hari menjadi 10 detik.

Dalam jangka menengah, bank juga mengincar sektor ritel dan konsumen langsung. US BankCoin rencananya akan bisa di gunakan untuk pembayaran di e-commerce, transfer peer-to-peer. Serta pengiriman uang lintas negara untuk TKI dan diaspora AS. Dengan kerja sama bersama merchant, penyedia aplikasi dompet digital, dan penyedia e-wallet, ekosistem stablecoin. Ini di harapkan bisa bersaing langsung dengan PayPal, Apple Pay, hingga aplikasi berbasis kripto seperti MetaMask atau Binance Pay.

Dominasi pasar pembayaran digital menjadi target utama dalam 5 tahun ke depan. Jika bank berhasil menarik konsumen untuk kembali menggunakan layanan perbankan digital milik mereka. Ini bisa menjadi titik balik terhadap penurunan kepercayaan publik terhadap bank pasca-krisis 2008 dan era fintech yang agresif.

Tantangan Regulasi, Kepercayaan Publik, Dan Potensi Ketimpangan Kompetitif

Tantangan Regulasi, Kepercayaan Publik, Dan Potensi Ketimpangan Kompetitif peluncuran stablecoin oleh bank-bank besar AS. Menuai pujian karena membawa kredibilitas dan stabilitas ke ekosistem aset digital. Sejumlah pihak juga menyoroti potensi tantangan regulasi, etika, dan persaingan usaha yang tidak setara. Banyak startup kripto dan penggiat DeFi (Decentralized Finance) yang menyuarakan kekhawatiran. Bahwa inisiatif ini bisa menjadi bentuk “monopoli digital” oleh segelintir institusi besar.

Kritik terbesar datang dari aspek keterbukaan dan desentralisasi. Stablecoin bank tidak akan bersifat permissionless, artinya tidak semua orang bisa mengakses dan menggunakan jaringan tersebut secara bebas. Ini bertolak belakang dengan semangat inklusi dan kebebasan transaksi yang menjadi dasar utama teknologi blockchain.

Dari sisi regulasi, meski ada dukungan dari Federal Reserve, masih ada ketidakjelasan. Tentang bagaimana stablecoin bank ini akan diawasi di bawah kerangka hukum yang sudah ada. Apakah harus tunduk pada aturan Securities and Exchange Commission (SEC) seperti aset digital lainnya? Apakah akan ada otoritas baru khusus untuk stablecoin? Ini menjadi diskusi yang terus bergulir di Washington.

Kekhawatiran lain datang dari pelaku usaha kecil dan menengah di sektor keuangan. Jika hanya bank besar yang memiliki kapasitas modal dan teknologi untuk menerbitkan stablecoin. Maka pelaku kecil akan semakin tersingkir dari arena inovasi. Hal ini bisa mempersempit ruang kompetisi dan membatasi keragaman produk finansial yang selama ini menjadi kekuatan dari industri kripto.

Terakhir, penerimaan publik akan sangat menentukan sukses atau tidaknya US BankCoin. Pasca-krisis keuangan 2008 dan berbagai skandal perbankan besar, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank masih belum sepenuhnya pulih. Agar stablecoin ini benar-benar di terima, bank-bank harus membangun narasi keterbukaan, keamanan. Dan manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari masyarakat dengan Beberapa Bank Besar AS.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait