Selasa, 03 Desember 2024
Mesin Pabrikan MotoGP Di Bekukan Hingga 2027
Mesin Pabrikan MotoGP Di Bekukan Hingga 2027

Mesin Pabrikan MotoGP Di Bekukan Hingga 2027

Mesin Pabrikan MotoGP Di Bekukan Hingga 2027

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Mesin Pabrikan MotoGP Di Bekukan Hingga 2027
Mesin Pabrikan MotoGP Di Bekukan Hingga 2027

Mesin Pabrikan Akan Mengalami Pembekuan Sesuai Dengan Langkah Strategis Yang Tengah Di Persiapkan Oleh Komisi Grand Prix (GPC). Rencana membekukan pengembangan mesin pabrikan hingga tahun 2027 ini berlaku ketika regulasi baru mulai di terapkan. Yang mana, keputusan dari langkah ini bertujuan untuk menjaga kesetaraan serta menekan biaya investasi tim pabrikan di tengah kompetisi. Selanjutnya, ide ini akan di ratifikasi pada pertemuan GPC berikutnya. Yang mana tepat di sirkuit Marco Simoncelli pada seri MotoGP Emilia Roamgna. Kemudian, rencana pembekuan mesin ini tidak akan sepenuhnya di terapkan pada semua tim. Seperti contoh pabrikan Yamaha dan Honda yang di untungkan oleh konsesi regulasi. Namun, kedua pabrikan tersebut tetap akan memiliki fleksibilitas terhadap pengembangan mesin mereka. Dengan catatan, kelonggaran ini hanya akan berlaku selama kedua pabrikan tersebut belum mencapai hasil yang membuat mereka harus naik ke kategori kompetisi berikutnya. Yang mana, pada tahap tersebut pembatasan pengembangan mesin oleh pabrikan akan di terapkan.

Penting untuk di catat bahwa strategi serupa telah di terapkan oleh MotoGP sebelumnya. Terutama, selama periode kritis pandemi COVID-19 melanda. Yang mana, kala itu mesin balap pabrikan di bekukan selama hampir dua tahun. Langkah pembekuan mesin dari pabrikan ini menunjukkan bahwa GPC berusaha mencari keseimbangan antara inovasi teknis dan keberlanjutan finansial dalam olahraga ini. Pembekuan ini juga bagian dari upaya badan pengawas MotoGP untuk membatasi investasi yang besar. Terutama pengembangan mesin dari pabrikan dengan hanya menyisakan kurang dari tiga putaran balapan di bawah peraturan teknis saat ini. Yang mana pada saat itu, mesin berkapasitas 1000 cc akan di gantikan dengan mesin yang lebih kecil, yakni 850 cc. Namun, saat ini setiap tim di wajibkan untuk mengajukan homologasi mesin mereka sebelum putaran pertama MotoGP. Asosiasi Tim Balap bertanggung jawab untuk melakukan penyegelan mesin serta pemeriksaan selama latihan. 

Mesin – Mesin Dari Tim Satelit Maupun Pabrikan Tersebut Akan Di Homologasi Secara Resmi

Mesin-Mesin Dari Tim Satelit Maupun Pabrikan Tersebut Akan Di Homologasi Secara Resmi paling lambat menjelang Grand Prix Thailand pada 2 Maret tahun depan. Yang mana, mesin yang di homologasi ini harus di gunakan tim termasuk tim pabrikan tanpa modifikasi hingga akhir 2026. Dengan pengecualian terhadap kasus-kasus tertentu yang menyangkut aspek keselamatan. Salah satu contoh pengecualian terjadi pada Agustus 2020. Yang mana, saat itu Yamaha mengajukan permohonan kepada GPC untuk membuka segel mesin M1 yang di gunakan oleh Maverick dan Valentino Rossi. Yamaha mengklaim bahwa permintaan tersebut di ajukan karena adanya masalah teknis pada katup mesin. Permohonan ini menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam regulasi mesin, terutama jika berkaitan dengan keselamatan pembalap di tim pabrikan serta performa mesin.

Selanjutnya, alasan utama di balik perubahan ini seperti yang di ungkapkan oleh otoritas MotoGP. Yaitu untuk mengendalikan biaya pengembangan mesin baik tim satelit maupun pabrikan. Mereka berharap bahwa pembekuan ini akan mengarahkan pabrikan untuk fokus pada perombakan besar yang akan di mulai pada tahun 2027. Namun, sejumlah pihak berpendapat bahwa pembekuan mesin ini menyimpan kontradiksi yang menguntungkan beberapa pabrikan tertentu. Sehingga hal ini menimbulkan perdebatan di kalangan tim-tim di grid.

Pembekuan mesin ini terasa menguntungkan bagi pabrikan seperti Yamaha selama mereka tetap dapat menikmati konsesi. Yang mana, kesempatan ini akan memberikan Yamaha waktu untuk mengembangkan mesin V4 empat silinder pertama mereka dalam sejarah pabrikan ini di MotoGP. Departemen teknis Yamaha telah bekerja selama beberapa bulan untuk merancang alternatif dari mesin empat silinder segaris tradisional yang biasa di gunakan oleh pabrikan ini. Dengan adanya kebijakan pembekuan ini, Yamaha dapat lebih fokus pada pengembangan inovasi tersebut. Dengan waktu yang cukup tanpa harus terburu-buru menghadapi perubahan besar yang akan datang pada 2027.

Strategi Yamaha Sebagai Pemborosan Besar Yang Bertentangan Dengan Semangat Peraturan Baru

Luca Marmorini telah menjadi tokoh penting dalam upaya membangkitkan kembali Aprilia. Di sisi lain, Yamaha telah merumuskan peta jalan yang mencakup penggunaan mesin baru 1000 cc pada tahun 2025. Yang mana mesin ini kemudian akan di kembangkan lebih lanjut pada tahun 2026 sebelum akhirnya di sesuaikan menjadi 850 cc. Yang mana penyesuaian mesin tersebut akan di lakukan tim pabrian ini seiring dengan penerapan regulasi MotoGP musim 2027. Namun, rencana Yamaha tersebut tidak lepas dari kritik internal di kalangan MSMA. Sejumlah pihak menganggap Strategi Yamaha Sebagai Pemborosan Besar Yang Bertentangan Dengan Semangat Peraturan Baru. Beberapa pendapat di kemukakan yang menyatakan bahwa proyek Yamaha ini memerlukan investasi puluhan juta euro. Hal ini di karenakan transisi dari mesin segaris ke konfigurasi V4 akan memerlukan perubahan hampir menyeluruh bagi tim pabrikan ini terhadap motor balap mereka. Maka dari itu, ini di anggap bertentangan dengan semangat regulasi yang bertujuan membatasi pengeluaran pabrikan dalam ajang MotoGP.

Di sisi lain, grup KTM menyambut baik aturan baru yang secara tidak langsung membatasi pengeluaran di MotoGP. Hal ini sejalan dengan keyakinan mereka bahwa tidak masuk akal untuk mendorong pembatasan investasi. Namun, sambil tetap memberikan keleluasaan bagi beberapa tim untuk mengeluarkan dana besar dalam pengembangan teknologi. Di sisi lain, meskipun berada di pihak yang sama dengan Yamaha dalam hal pandangan tentang pengembangan dapur pacu. Pengembangan mesin di tim pabrikan Honda tampaknya lebih moderat dalam mengambil sikap. Pabrikan asal Jepang ini juga menggelontorkan dana besar untuk pengembangan unit daya RC213V. Ini terlihat pada tes di Misano yang di adakan pada hari Senin. Para pembalap Honda menguji mesin baru, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan tim Pabrikan ini inginkan. Meskipun demikian, Honda tetap berfokus pada investasi di area yang mereka yakini sebagai kunci kebangkitan mereka dalam kompetisi MotoGP.

Investasi Yang Di Butuhkan Untuk Bersaing Di MotoGP Saat Ini Di Anggap Tidak Masuk Akal

KTM sendiri berada dalam situasi yang serupa terhadap regulasi pembekuan mesin ini dengan beberapa pabrikan lain di MotoGP. Mereka tengah menghadapi tekanan finansial yang signifikan akibat penurunan penjualan. Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kerugian besar. Oleh karena itu, aturan yang secara tidak langsung menekan pengeluaran melalui pembekuan mesin dalam ajang MotoGP di sambut baik oleh pabrikan ini. Menurut salah satu sumber dari bengkel KTM, tingkat Investasi Yang Di Butuhkan Untuk Bersaing Di MotoGP Saat Ini Di Anggap Tidak Masuk Akal.

Aprilia, di sisi lain berada dalam posisi yang lebih kompleks. Sebagai bagian dari Piaggio Group, pabrikan yang berbasis di Noale ini menghadapi tantangan dalam menemukan keseimbangan. Yang mana, keseimbangna tersebut di bagi terhadap keuntungan yang di hasilkan, distribusi anggaran, serta alokas sumber daya untuk MotoGP. Namun, eksekutif Aprilia lebih suka memiliki kebebasan untuk memutuskan di mana harus memusatkan modal mereka tanpa adanya batasan eksternal. Sementara itu, Ducati tetap berada di puncak persaingan, dengan dominasi yang tampaknya akan berlanjut. Tim ini telah menunjukkan superioritas mereka baik di lintasan maupun di luar lintasan. Tentunya, dengan aturan baru yang akan membekukan pengembangan mesin juga akan membatasi evolusi tim maupun pabrikan ingin mendekati performa Desmosedici. Dengan perubahan regulasi yang segera di terapkan, keunggulan Ducati tampaknya akan bertahan hingga setidaknya tahun 2027 atau sampai akhir masa pembekuan Mesin Pabrikan.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait