DutaViral24

Situs Berita Terviral Setiap Hari

Finance

Pertamina Patra Perluas Penjualan Bioavtur Ke Penerbangan

Pertamina Patra Perluas Penjualan Bioavtur Ke Penerbangan
Pertamina Patra Perluas Penjualan Bioavtur Ke Penerbangan

Pertamina Patra Niaga Terus Berkomitmen Mendukung Transisi Energi Penerbangan Melalui Distribusi Bahan Bakar Berkelanjutan Yaitu SAF. Melalui distribusi bahan bakar pesawat berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF), perusahaan ini memperkuat perannya sebagai salah satu pendorong utama dekarbonisasi di industri penerbangan. Dalam perhelatan Bali International Airshow 2024 yang berlangsung di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, PT Pertamina Patra Niaga bekerja sama dengan Sayap Garuda Indah (SGI). Serta, juga Bell Texron Inc dalam mempromosikan penggunaan SAF. Salah satu pencapaian penting dalam acara tersebut adalah penggunaan SAF pada helikopter Bell 407. Hal ini yang menjadi helikopter pertama Indonesia yang beroperasi dengan bahan bakar berkelanjutan ini. Hal ini juga menjad momen bersejarah yang menandai langkah konkret dalam mendukung dekarbonisasi di sektor penerbangan. Dengan adopsi SAF, industri penerbangan di Indonesia dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan, sejalan dengan upaya global untuk mencapai netralitas karbon.

SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang di hasilkan dari sumber daya terbarukan seperti biomassa atau limbah. Penggunaannya di harapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80& di bandingkan dengan bahan bakar fosil konvensional. Oleh karena itu, inisiatif yang di lakukan oleh Pertamina Patra Niaga, SGI, dan Bell Textron Inc dalam mempromosikan SAF di Indonesia merupakan langkah penting untuk masa depan yang lebih hijau. Serta, juga berkelanjutan di sektor transportasi udara. Dengan semakin banyaknya perusahaan penerbangan yang mulai beralih ke SAF, di harapkan industri penerbangan dapat terus berkembang tanpa mengorbankan lingkungan.

Pertamina Patra Niaga berupaya menjadi pelopor dalam penyediaan bahan bakar berkelanjutan di Indonesia. Serta, juga terus mendukung kebijakan pemerintah dalam transisi energi menuju energi bersih.

Pertamina Patra Telah Aktif Mendistribusikan SAF Ke Berbagai Lini Penerbangan

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menegaskan pentingnya distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF) oleh Pertamina Patra sebagai bagian integral dari strategi perusahaan dalam mendukung tujuan berkelanjutan global. SAF di anggap sebagai salah satu solusi kunci dalam upaya mengurangi dampak emisi karbon di sektor penerbangan. Hal ini yang secara global merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim. Peningkatan penggunaan SAF di armada penerbangan bertujuan untuk membantu sektor ini mencapai jejak karbon yang lebih rendah. Serta, juga mendukung transisi menuju energi yang lebih bersih. Dalam beberapa tahun terakhir, Pertamina Patra Telah Aktif Mendistribusikan SAF Ke Berbagai Lini Penerbangan. Riva Siahaan menjelaskan bahwa tahun lalu Pertamina berhasil menguji bahan bakar SAF pada pesawat komersial Boeing 737-800 NG. Uji terbang tersebut menandai langkah awal penting bagi pengembangan SAF di Indonesia. Kini, dengan kerja sama bersama Sayap Garuda Indah (SGI), Pertamina Patra terus memperluas pengunaan SAF.

SGI secara resmi mengadopsi SAF untuk helikopter Bell 407. Hal ini menjadikannya helikopter pertama di Indonesia yang menggunakan bahan bakar berkelanjutan ini. Penggunaan SAF pada helikopter Bell 407 merupakan tonggak bersejarah dalam upaya mendukung pengurangan emisi karbon di sektor penerbangan. Langkah ini juga memperkuat peran Indonesia dalam memerangi perubahan iklim, sejalan dengan komitmen global untuk menekan emisi gas rumah kaca. Dari upaya besar untuk mendukung transisi energi dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Dengan komitmen yang kuat terhadap berkelanjutan, Pertamina Patra di harapkan terus menjadi pemimpin dalam pengembangan bahan bakar ramah lingkungan. Hal ini yang tidak hanya di sektor penerbangan tetapi juga dalam sektor transportasi lainnya. Di satu sisi, guna mencapai masa depan yang lebih hijau.

Penyaluran SAF Di Bandara Ngurah Rai

Riva menyatakan bahwa Penyaluran SAF Di Bandara Ngurah Rai menandakan kemampuan Indonesia untuk memenuhi tuntutan bauran energi di sektor penerbangan internasional. Saat ini, SAF berfungsi sebagai solusi jangka menengah bagi industri penerbangan untuk mengurangi jejak karbonnya. Hal ini tanpa perlu melakukan modifikasi pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet. Pertamina SAF telah memenuhi berbagai standar internasional yang di akui. Ini juga termasuk sertifikasi dari International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk program Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) serta Renewable Energy Directive dari Uni Eropa (RED-EU). Riva juga menjelaskan bahwa Pertamina memastikan keamanan penggunaan SAF, dengan mematuhi standar yang di tetapkan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Serta, juga terdaftar sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).

“Kolaborasi ini tidak satu-satunya memajukan teknologi penerbangan yang berkelanjutan, tetapi juga memperlihatkan visi bersama antara Pertamina Patra Niaga, SGI, dan Bell dalam membuat masa depan penerbangan yang lebih bersih dan juga ramah lingkungan”, ungkap Riva. SAF adalah bahan bakar ramah lingkungan yang terbuat dari komponen minyak kelapa sawit yang di perlukan dalam formula Bioavtur. Hal ini untuk mengurangi emisi dari pesawat terbang. Dengan menggunakan SAF, pesawat dapat beroperasi dengan tingkat emisi yang jauh lebih rendah di bandingkan dengan bahan bakar fosil konvensional. Hal ini sangat penting dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim, karena industri penerbangan adalah salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.

Lebih lanjut, Pertamina Patra berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memproduksi SAF sebagai bagian dari strategi keberlanjutan jangkan panjang. Dengan investasi dalam teknologi dan kolaborasi dengan berbagai mitra industri, Pertamina berharap dapat memperluas penggunaan SAF di seluruh armada penerbangan di Indonesia. Inisiatif ini di harapkan tidak hanya menguntungkan lingkungan. Tetapi, hal ini juga meningkatkan daya saing industri penerbangan nasional di panggung internasional.

Bukan Sekadar Langkah Untuk Mengurangi Emisi Karbon

Investasi SGI dalam Sustainable Aviation Fuel (SAF) mencerminkan komitmen perusahaan terhadap praktik berkelanjutan dan menunjukkan visi bersama. Hal ini untuk menciptakan masa depan penerbangan yang lebih bersih. Francois Lassale, CEO PT Sayap Garuda Indah, menggarisbawahi adopsi SAF Bukan Sekadar Langkah Untuk Mengurangi Emisi Karbon, melainkan juga sebuah janji untuk menghadirkan masa depan yang lebih baik bagi industri dan planet kita. Ia menyatakan, “Kemitraan kami dengan Pertamina dan Bell Helicopters sangat sejalan dengan tujuan ESG kami. Hal ini yang mempererat dedikasi kami kepada inovasi dan tanggung jawab lingkungan”.

Francois berharap dapat meningkatkan penggunaan SAF sebagai bagian dari misi yang lebih luas untuk memimpin penerbangan berkelanjutan di seluruh wilayah. Sementara itu, William Dickey, Direktur Pengembangan Bisnis Bell untuk Asia-Pasifik, menambahkan bahwa sinergi ini di fasilitasi oleh dukungan Bell, produsen helikopter terkemuka yang mendukung penerapan SAF dalam armadanya. Kolaborasi ini memungkinkan transisi menuju praktik penerbangan yang lebih berkelanjutan. Hal ini sekaligus mempercepat pengurangan emisi karbon dalam sektor penerbangan.

Dedikasi Bell terhadap solusi bahan bakar alternatif, serta komunikasi yang berkelanjutan dengan pelanggan dan regulator di Indonesia. Hal ini juga bertujuan untuk mendorong adopsi SAF di seluruh industri. Dengan semangat kolaborasi yang kuat, mereka berharap untuk memajukan teknologi penerbangan rendah karbon dan mencapai dampak positif yang signifikan. Dengan semua inisiatif dan kemitraan ini, masa depan penerbangan yang lebih bersih dan berkelanjutan semakin dekat, berkat upaya dari semua pihak, termasuk Pertamina Patra.