DutaViral24

Merk Tupperware Terancam Bangkrut Setelah 80 Tahun Berbisnis

Merk Tupperware Terancam Bangkrut Setelah 80 Tahun Berbisnis
Merk Tupperware Terancam Bangkrut Setelah 80 Tahun Berbisnis

Merk Tupperware Atau Yang Biasa Di Kenal Dengan Produknya Yang Menjadi Andalan Ibu Rumah Tangga Tanah Air Di Ambang Kebangkrutan. Yang mana, kini mereka sedang bersiap untuk mengajukan kebangkrutan pada pekan ini. Setelah upaya selama satu tahun terakhir untuk memulihkan bisnisnya tak kunjung berhasil. Hal ini mengingat permintaan pasar yang terus menurun. Berdasarkan laporan dari The Straits Times pada Rabu, 18 September 2024 di mana perusahaan ini telah berencana untuk mencari perlindungan hukum. Upaya tersebut mereka lakukan setelah gagal memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Maka dari itu, merk Tupperware telah meminta bantuan dari penasihat hukum dan keuangan guna membantu proses tersebut. Keputusan untuk mengajukan kebangkrutan ini terjadi setelah negosiasi panjang dengan para kreditur perusahaan. Mereka berusaha mencapai kesepakatan terkait cara mengelola utang yang telah melebihi USD 700 juta. Yang mana, pada tahun 2024 para kreditur sepakat memberikan kelonggaran terhadap persyaratan pinjaman yang di langgar oleh merk Tupperware. 

Namun, kondisi keuangan perusahaan tersebut yang terus memburuk meskipun telah ada kelonggaran. Meski demikian, rencana untuk mengajukan kebangkrutan ini belum final dan masih mungkin berubah. Seorang juru bicara dari merk Tupperware ini memilih untuk tidak memberikan komentar lebih lanjut terkait isu ini. Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah memberikan peringatan mengenai adanya ketidakpastian atas kelangsungan perusahaan Tupperware. Tercatat pada bulan Juni lalu, perusahaan ini mengumumkan akan menutup satu-satunya pabriknya di Amerika Serikat. Serta mereka merencanakan pemutusan hubungan kerja bagi sekitar 150 karyawan. 

Pada tahun 2023, merk Tupperware mengganti CEO mereka, Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan direksi. Yang mana,Laurie Ann Goldman kemudian di tunjuk sebagai CEO baru dengan harapan mampu membawa perubahan yang signifikan bagi perusahaan.

Merk Tupperware Pertama Kali Memperkenalkan Produknya Pada Tahun 1946

Merk Tupperware Pertama Kali Memperkenalkan Produknya Pada Tahun 1946. Yang mana, saat pendirinya, Earl Tupper menemukan inovasi segel kedap udara yang fleksibel untuk produk plastik. Kemudian selama beberapa dekade, merk Tupperware menjadi sangat populer di kalangan rumah tangga Amerika. Hal ini juga di dukung dengan metode penjualannya yang di lakukan di pinggiran kota. Serta, selama hampir 80 tahun telah beroperasi dan menyediakan kebutuhan rumah tangga. Merk Tupperware sangat bergantung pada penjualan langsung yang di lakukan oleh ribuan penjual independen mereka. Yang mana, pada tahun 2022 tercatat bahwa jumlah penjual lepas ini mencapai lebih dari 300.000 orang yang tersebar di berbagai wilayah. 

Merk peralatan rumah tangga asal Amerika Serikat, Tupperware, kini menghadapi ancaman kebangkrutan. Masalah ini muncul akibat berbagai tantangan yang di hadapi perusahaan termasuk penurunan signifikan dalam penjualan. Yang selanjutnya penurunan pada jumlah konsumen yang membeli produk rumah tangga. Serta, kurangnya daya tarik merk ini di kalangan generasi muda sehingga Tupperware semakin kurang di minati. Saham Tupperware bahkan anjlok hampir 50 persen pada Senin, 10 April 2023. Hal ini terjadi setelah adanya peringatan terkait kondisi keuangan perusahaan yang semakin genting. Salah satunya adalah perusahaan mulai meragukan kemampuan mereka untuk mempertahankan operasinya. Dalam pengajuan peraturan, merk Tupperware ini menyatakan bahwa terdapat keraguan besar terkait kelangsungan hidup bisnis mereka. Sehingga, perusahaan saat ini sedang berkomunikasi dengan penasihat keuangan untuk mencari solusi pendanaan yang dapat membantu mempertahankan bisnis mereka. 

Perusahaan ini juga menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak lagi memiliki dana yang cukup untuk menjalankan operasional. Yang mana hal ini akan di perparah jika mereka tidak segera mendapatkan suntikan dana tambahan. Selain itu, merk Tupperware sedang mempertimbangkan langkah penghematan biaya. CEO Tupperware saat itu, Miguel Fernandez menyampaikan bahwa perusahaan telah memulai upaya untuk memperbaiki operasional mereka. Yang mana, langkah ini menjadi bagian penting dari strategi untuk memperbaiki modal serta likuiditas perusahaan.

Berada Dalam Kondisi Keuangan Yang Sangat Berbahaya

Tupperware sedang berusaha keras untuk meminimalkan dampak dari peristiwa yang terjadi. Serta, mengambil tindakan cepat untuk mencari pendanaan baru untuk memperbaiki posisi keuangan mereka. Namun, masalah lain yang di hadapi perusahaan ini adalah ancaman di hapusnya saham Tupperware dari daftar New York Stock Exchange. Yang mana, hal ini di akibatkan karena tidak adanya pengajuan laporan tahunan yang di wajibkan. Neil Saunders, seorang analis ritel dan direktur pelaksana GlobalData Retail menekankan bahwa merk Tupperware Berada Dalam Kondisi Keuangan Yang Sangat Berbahaya. Ia menjelaskan bahwa perusahaan kesulitan meningkatkan penjualan dan memiliki aset yang terbatas. Sehingga ruang gerak untuk mengumpulkan dana pun sangat sempit. Merk Tupperware yang dulunya di kenal sebagai pelopor inovasi dalam dunia peralatan dapur dengan berbagai alat dapur yang memecahkan masalah. 

Kemudian, saham perusahaan ini telah jatuh drastis dengan penurunan sebesar 90 persen dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Dalam upaya untuk menghidupkan kembali perusahaan ini, Tupperware sempat memasukkan produknya ke toko ritel besar seperti. Strategi ini bertujuan untuk memperluas pangsa pasar melalui berbagai saluran ritel. Serta, menarik minat konsumen yang lebih muda yang mungkin sebagian besar bahkan mungkin belum pernah mendengar tentang produk atau merk Tupperware. Namun, upaya tersebut sejauh ini belum berhasil membuahkan hasil positif. Salah satu tantangan besar yang di hadapi merk Tupperware adalah penurunan penjualan yang signifikan. Yang mana, inilah yang memicu ancaman kebangkrutan perusahaan tersebut. Dahulu, produk dari merk Tupperware menjadi pilihan utama di dapur rumah tangga di Amerika Serikat. Namun, kini perusahaan memperingatkan bahwa mereka mungkin tidak memiliki cukup dana untuk bertahan dalam bisnis. 

Berdasarkan laporan dari Fortune, perusahaan menyatakan bahwa terdapat keraguan besar tentang kemampuan mereka untuk melanjutkan operasional. Maka dari itu, mereka telah melibatkan penasihat keuangan guna membantu mengumpulkan dana yang di perlukan.

Memulai Upaya Untuk Membalikkan Situasi Bisnis Mereka

Miguel Fernandez, Presiden sekaligus CEO merk Tupperware Brands menjelaskan bahwa perusahaan telah Memulai Upaya Untuk Membalikkan Situasi Bisnis Mereka. Menurutnya, langkah penting telah di ambil untuk mengatasi masalah modal dan likuiditas. Namun di sisi lain, perusahaan juga menghadapi kemungkinan penghapusan saham dari bursa New York Stock Exchange. Hal ini terjadi karena perusahaan gagal mengajukan laporan tahunan yang di wajibkan. Merk tumblr Tupperware ini menyampaikan bahwa mereka akan mengajukan laporan tersebut dalam 30 hari ke depan. Namun, hal ini tidak menjamin bahwa mereka akan dapat memenuhi tenggat waktu tersebut. 

Dalam upaya untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Merk Tupperware ini sedang bekerja untuk memperbaiki struktur modal dan meningkatkan likuiditas jangka pendek mereka. Yang mana, perusahaan telah melibatkan penasihat keuangan untuk membantu mencari investor baru atau mitra strategis yang potensial. Selain itu, Tupperware juga sedang meninjau portofolio real estate mereka. Yang mana, ini bertujuan untuk menemukan peluang mendapatkan suntikan dana tunai tambahan. Fernandez kembali menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk melakukan segala upaya guna mengatasi dampak dari peristiwa terbaru ini. Mereka juga segera mengambil langkah-langkah penting dalam mencari pendanaan baru. Serta berupaya semaksimal mungkin memperbaiki posisi keuangan agar pelanggan tetap menggunakan produk dari Merk Tupperware.

Exit mobile version